Bisnis.com, JAKARTA--Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek menyambut baik wacana kenaikan harga rokok. Menurutnya, kenaikan harga rokok dapat membuat anak-anak sulit membeli rokok. Saat ini, banyak anak-anak membeli rokok karena harga rokok yang murah dan terjangkau.
"Kami dari Kemenkes khawatir kalau harga rokok masih rendah, nanti jumlah anak yang merokok akan makin tinggi karena mereka mampu beli. Mereka bisa membeli karena di Indonesia bisa membeli rokok secara ketengan (satuan) sehingga mereka bisa membeli dengan uang jajan," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (24/8/2016).
Nila menjelaskan terdapat kenaikan pembiayaan JKN-BPJS untuk pembiayaan penyakit tidak menular (PTM) seperti hipertensi, dan penyakit cardiovascular di tahun 2015 dibanding tahun 2014. Pada tahun 2015 pembiayaan untuk penyakit cardiovascular mencapai Rp6,9 Triliun.
"Kami melihat dari kesehatannya, bahwa merokok ini menyebabkan banyak hal terkait kesehatan. Di Era JKN kita boleh lihat PTM seperti Hipertensi, jantung atau cardiovascular menempati peringkat teratas untuk pembiayaan kesehatan," tambahnya.
Lebih jauh Nila enggan berpedapat perihal wacana kenaikan harga rokok sebagai suatu keputusan yang tepat atau tidak. Menurutnya, Kemenkes tidak memiliki wewenang dan keahlian untuk menghitung dan menentukan harga rokok.
"Kemenkes tidak punya kewenangan untuk menghitung atau menentukan harga. Hal ini tentunya menjadi kewenangan Kemenkeu, jadi biarkan mereka yang menghitungnya. Kami hanya melihat dari sisi kesehatannya," paparnya.