Bisnis.com, JAKARTA - Harga bahan pokok khususnya gula dan beras yang masih di atas ambang normal membuat Perum Bulog belum menghentikan program operasi pasar (OP).
Direktur Operasional Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh mengatakan OP dilakukan untuk upaya menstabilkan harga bahan pokok yang masih stabil tinggi di pasaran.
"Setelah Lebaran, harga-harga masih bertengger, terutama untuk gula dan beras. Jadi kami masih terus melakukan operasi pasar," katanya kepada Bisnis.com pada Minggu (21/8/2016).
Dia menuturkan OP secara berkesinambungan oleh seluruh divisi regional Bulog, sebab kenaikan harga terjadi hampir di seluruh daerah. Kenaikan tertinggi, menurut dia, terjadi di luar Jawa.
Berdasarkan catatan Bulog, harga gula seharusnya di level Rp13.000 - Rp13.500 per kg. Kisaran harga normal untuk beras medium Rp8.000-Rp9.000 per kg. Faktanya harganya masih jauh di atas itu, misalnya di Aceh harga gula sampai Rp17.000 per kg dan di Sumatra Utara Rp16.000 per kg.
"Mencermati perkembangan harga gula pasir di beberapa wilayah masih berada di atas Rp16.000 per kg, seluruh divre melaksanakan OP dengan target penurunan harga eceran sampai dengan 12.500 per kg dan pada Desember bisa menjadi 12.000 per kg," ujarnya.
Untuk beras, dalam OP kali ini Bulog menjual beras dengan harga Rp7.900 per kg. Untuk pelaksanaannya, Bulog bekerja sama dengan sejumlah BUMN yang menjadi mitra.
Mengenai stok, Tri menambahkan pasokan yang ada di gudang penyimpanan Bulog masih mencukupi untuk terus melakukan operasi pasar sampai harga menjadi stabil.
"Stok gula pasir yang dikuasai Bulog 200.000 ton yang didistribusikan ke seluruh wilayah kerja divre se-Indonesia. Setiap divre mendapat alokasi 200 sampai 500 ton," tuturnya.
Untuk stok beras, Tri mengatakan pasokan yang dikuasai perum Bulog sampai 20 Agustus 2016 sebanyak 2 juta ton, yang diperkirakan masih cukup untuk memenuhi kebutuhan sampai dengan Maret 2017.