Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Padat Karya Kalah Bersaing, Apindo Sampaikan Perhatian ke Menperin

Industri padat karya Indonesia sudah kalah bersaing dalam 10 tahun terakhir dari negara tetangga, terutama dari Vietnam.
Hariyadi Sukamdani (tengah)./JIBI-Endang Muchtar
Hariyadi Sukamdani (tengah)./JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, Jakarta - Asosiasi Pengusaha Indonesia meminta Menteri Perindustrian menjaga iklim bisnis dan memperbaiki daya saing industri Indonesia.

Dewan Pengurus Pusat Apindo bertemu dengan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada Senin (15/8/2016) untuk menyampaikan unek-unekpara pengusaha.

Ketua Umum Apindo Hariyadi Sukamdani menyampaikan empat hal yang menjadi perhatian utama para pemilik usaha terkait iklim bisnis dan daya saing industri manufaktur Indonesia. “Kami sampaikan concern kami soal industri manufaktur kita dalam 20 tahun terakhir daya saingnya terus memburuk.”

Pertama, Apindo meminta ketegasan dari Menperin soal perhatian pemerintah atas industri padat karya. Hariyadi mengatakan industri padat karya Indonesia sudah kalah bersaing dalam 10 tahun terakhir dari negara tetangga, terutama dari Vietnam.

Dia memaparkan industri tekstil dan produk tekstil Vietnam yang nilai ekspornya naik dari US$5,3 miliar pada 2005 menjadi US$26,2 miliar pada 2014, sedangkan nilai ekspor industri TPT Indonesia hanya tumbuh dari US$8,5 miliar menjadi US$12,7 miliar pada periode yang sama.

“Kami tanyakan pemerintah memandang industri padat karya ini bagaimana, apa dianggap masih penting atau punya rencana lain. Jika pemerintah tidak all-out bereskan daya saing, kita sudah kehilangan banyak sekali,” kata Hariyadi.

Kedua, Apindo meminta pemerintah menggenjot investasi dan memberikan insentif pada industri subtitusi impor untuk menekan impor bahan baku dan barang modal.

Ketiga, para pelaku usaha menyarankan pemerintah selektif dalam memberlakukan ketentuan wajib sertifikasi halal. Ketentuan teknis harus mempertimbangan beberapa produk industri yang kandungannya sulit terlacak atau tidak tergantikan.

“Misalnya farmasi, farmasi sulit comply terhadap persyaratan halal, karena harus melakukan riset kembali. Contohnya obat pengecer darah, tidak bisa comply padahal itu kan masalah nyawa,” kata Hariyadi.

Keempat, Apindo berdiskusi dengan Menperin soal upaya meningkatkan daya saing dengan memperbaiki kemampuan sumber daya manusia melalui program pelatihan dan pendidikan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper