BIsnis.com, JAKARTAa – Perbaikan iklim bisnis adalah faktor utama untuk menekan jeda antara komitmen dan realisasi investasi terus melebar di Indonesia.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong menegaskan tidak ada jalan pintas untuk meningkatkan rasio komitmen dan realisasi investasi di Indonesia.
Satu-satunya cara meningkatkan realisasi investasi adalah memperbaiki iklim bisnis dan investasi di tingkat pusat maupun lokal melalui proses deregulasi dan reformasi administrasi.
“Seperti Pak Presiden Jokowi katakan. Enggak ada jalan pintas, enggak ada peluru ajaib. Harus ada deregulasi untuk meringankan dan menyederhanakan persyaratan, termasuk di daerah,” kata Thomas usai Acara Serah Terima Jabatan Kepala BKPM di Gedung BKPM, Kamis (28/7/2016).
Thomas menambahkan Presiden Jokowi pada rapat kabinet paripurna pasca-reshuffle Juli 2016 menegaskan bahwa investasi adalah kunci dari keberhasilan pemerintah.
Dia meminta seluruh kementerian turut berperan menarik investasi baru sekaligus memastikan investor lebih mudah dalam proses investasi di seluruh sektor ekonomi.
“Closing statement Pak Presiden adalah mengenai investasi. Investasi adalah kunci dari segalanya. Seluruh kementerian diminta membuka puntu lebar-lebar terhadap investasi,” kata Thomas.
Mantan Kepala BKPM Franky Sibarani mengatakan ketimpangan antara komitmen investasi dengan realisasi investasi pasti terus melebar seiring dengan kenaikan minat investor membuka usaha di Tanah Air.
Upaya promosi pemerintah melalui BKPM dan instansi lain membuat minat jumlah calon investor semakin banyak dan membuat Indonesia semakin menarik bagi pelaku usaha eksisten.
“Pasti akan semakin timpang karena minat investasi terus lebih tinggi dan realisasi itu sudah puluhan tahun. Semakin kita promosi semakin banyak. Untuk capai realisasi butuh 2–3 tahun,” kata Franky.
Sebelumnya, Deputi Pengendalian Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis mengakui rasio realisasi investasi Indonesia hanya sekitar 40%—50% dari nilai izin prinsip investasi pada 2010–2015 yang senilai Rp4.125 triliun.
Rasio realisasi investor asal China paling rendah yaitu 7%—10%, diikuti oleh Taiwan (34%), Amerika Serikat (50%), Jepang (65%), dan Korea Selatan (70%). BKPM tahun ini menargetkan nilai realisasi investasi Rp594,5 triliun setelah tahun lalu realiasasi mencapai Rp545,5 triliun.
Pada 2015, BKPM mencatatkan komitmen investasi asing dari 10 negara prioritas naik 40% dari kenaikan komitmen investasi asing sebesar 29%.
Komitmen investasi terbesar datang dari China senilai US$22 miliar pada 2015 atau naik 42% year on year. Kenaikan sifgnifikan terjadi pada komitmen investasi dari Singapura yaitu 69% menjadi US$16,3 miliar, Jepang yang naik 95% menjadi US$8,1 miliar dan Korea Selatan yang naik 86% menjadi US$4,8 miliar.