Bisnis.com, JAKARTA - Kekhawatiran Kepala BNP2TKI Nusron Wahid menjadi kenyataan. Sedikitnya delapan TKI nonprosedural ditemukan tewas, 22 orang belum diketahui keberadaannya, 44 orang lainnya ditemukan selamat setelah kapal mereka mengalami gangguan dan tenggelam di perairan Batu Layar, Bandar Penawar, Kota Tinggi, Malaysia.
Para korban itu dalam pelayaran pulang dari Johor Bahru menuju Batam. Mereka melalui jalur tidak resmi untuk menghindari penangkapan karena tak memiliki dokumen perjalanan, serta tidak ingin membayar denda.
Menurut Konsul Jenderal KJRI Johor Bahru Taufiqur Rizal, korban tewas terdiri dari lima perempuan, dua laki-laki dan satu bayi perempuan yang berhasil dikeluarkan dari salah satu perempuan hamil yang tewas. Perempuan hamil yang tewas itu bernama Yolan Alindasera, lahir tanggal 17 Mei 1994, di Litamali, Kecamatan Kobalima, Kabupaten Belu, NTT.
Jenazah Yolan berhasil diidentifikasi suaminya Moses Dakosta. Kedelapan jenazah kini disemayamkan di Rumah Sakit Kota Tinggi, sedangkan korban yang selamat berada di kantor imigrasi Johor. KJRI Johor telah menugaskan satu anggota Satgas Perlindungan WNI/TKI untuk berada di lokasi guna berkoordinasi lebih lanjut dengan instansi terkait karena masih banyak korban yang belum ditemukan, lanjutnya.
Kepala BNP2TKI
Kepala BNP2TKI Nusron Wahid yang dihubungi, dengan nada getir menyatakan, dirinya serta jajarannya telah berulangkali mengingatkan para TKI nonprosedural untuk menggunakan jalur resmi ketika kembali ke Tanah Air. Memang yang bersangkutan akan didenda pemerintah Malaysia tetapi perjalanan resmi jauh lebih aman dan relatif lebih murah, ketimbang pulang secara illegal dengan bantuan tekong.
Peringatan paling akhir dikemukakan pada 23 Juni 2016, ketika itu Kepala BNP2TKI menegaskan agar para TKI yang pulang mudik dari Malaysia tidak menggunakan ‘jalan tikus’ atau jalur illegal karena sangat berbahaya. “Para TKI non prosedural itu biasanya berlayar di malam hari dengan menggunakan kapal kecil yang mudah tenggelam”.
Terkait para korban yang tewas, Nusron Wahid menyatan, pihaknya telah menghubungi Balai Pelayanan, Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP3TKI) untuk membantu memfasilitasi kedatangan jenazah dan mengurusnya sampai ke kampung halaman.
Nama-nama korban yang selamat antara lain, Zainal Abidin Bin Abdul Rahman, Stanis Besin, Misdin, Abdul Mukti, Abdul Hanan, Muhammad, Sirilus David, Sahrizal Umar, Muhawan, Muhamad Amin, Marno, Lalu Mustar, Ahmad Syaifudin, Osman bin Idris, Miftahul Hidayahtullah, Mohamad Yusuf, Reza, Silau, Faizal, Adek, Juhari, Deni Sofian, Risa, Mosas Dakostas, Ariffin bin Marsaha, Reza Gunawan, Rini Pramita, Wahyuni, Asdina Ritalia Sitompul, Mariana, Suriati, Masuara, Lindawati dan Sumiati.