Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pelajar Indonesia Geliatkan Properti di Australia

Para pelajar Indonesia turut berkontribusi dalam menggeliatkan industri properti di Australia.
Ilustrasi/myproperty.com.my
Ilustrasi/myproperty.com.my

Bisnis.com, JAKARTA—Para pelajar Indonesia turut berkontribusi dalam menggeliatkan industri properti di Australia.

Survei Rumah.com bersama lembaga riset Added Value Saffron Hill menemukan bahwa Australia merupakan salah satu negara yang diincar oleh para investor properti Indonesia, selain Singapura, Malaysia, Amerika Selatan dan Kanada pada tahun 2016.

Hasil riset bertajuk Property Affordability Sentiment Index Survey 2015 tersebut juga mengungkapkan bahwa 21% investor properti Indonesia memilih investasi di luar negeri untuk alasan rencana pendidikan anak.

Dengan beragam kemudahan dan fasilitas pendidikan kelas global, alasan para investor membidik Australia pun kian menguat.

“Di Australia, terdapat sekitar 16.000 pelajar Indonesia yang menuntut ilmu,” kata Aimee Sukesna, Head of Marketing and Public Relations dari lembaga pendidikan Uni Sadhu Guna, melalui siaran pers, Kamis (14/7/2016).

Uni Sadhu Gunamerupakanlembaga pendidikan yang memfasilitasi para pelajar Indonesia untuk siap melanjutkan pendidikan ke kampus-kampus kelas dunia, termasuk Australia.

Sepanjang tahun 2015, tercatat sekitar 645.000 pelajar internasional di Australia dan berkontribusi sekitar 19 Miliar AUD kepada ekonomi negeri Kanguru tersebut.

Pendidikan merupakan salah satu industri penting bagi Australia setelah bijih besi serta batu bara, dan bersaing ketat dengan Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Selandia Baru, Kanada dan Jerman.

Menurut Aimee, harga sewa hunian yang tinggi di Australia menjadi stimulus tingginya investor properti yang datang dari para pelajar asing.

“Misalnya, untuk biaya sewa mingguan di area Melbourne dan Sydney mencapai 300 sampai dengan 600 AUD. Sementara di Perth sedikit lebih rendah, mulai dari 150 – 300 AUD per minggu. Pada akhirnya orang tua lebih memilih untuk menyicil unit apartemen dan rumah sebagai penginapan anak-anaknya,” jelas Aimee.

“Beberapa orang tua bahkan ada yang melakukan transaksi pembelian sekitar 5 tahun sebelum tahun ajaran dimulai, sehingga keuntungan (return of investment) yang di dapat bisa menjadi uang pangkal atau bahkan menutup biaya total perkuliahan,” tambahnya.

Keuntungan berinvestasi properti di sana memang tidak dapat dipandang sebelah mata. Dalam tiga tahun masa pendidikan, keuntungan yang didapat bisa mencapai 100 persen atau lebih, demikian tutur Aimee.

Ditambah lagi, mulai bulan Juli 2016, pemerintah Australia melonggarkan kebijakan pelajar asing yang ingin mendapatkan visa pelajar di negeri Kanguru tersebut. Kebijakan tersebut akan semakin mendongkrak pasar properti Australia, khususnya di Melbourne dan Sydney.

Beberapa kemudahan regulasi ini mencakup 10 tahun visa pelajar percobaan, aplikasi visa dalam bahasa Mandarin dan proses pengajuan visa yang lebih sederhana.

Dengan regulasi yang semakin mudah tersebut, jumlah pelajar asing akan semakin banyak berdatangan untuk menuntut ilmu pendidikan di Australia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper