Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah mesti menjaring investasi langsung luar negeri dengan tidak mencederai janji terhadap investor asing.
Ekonom Senior Kenta Institute Eric Alexander Sugandi mengatakan ekonomi domestik masih membutuhkan dana asing untuk menggenjot pertumbuhan. Namun, dia menilai dana asing idealnya masuk ke sektor riil.
Menurutnya, investor menantikan sejumlah paket deregulasi seperti perbaikan iklim usaha termasuk mengurangi pungutan liar, kepastian hukum, dan reformasi layanan untuk menarik investasi langsung luar negeri. Selain itu, pemerintah juga harus menjaga dan memperbaiki daya beli masyarakat lewat pengendalian inflasi dan pembukan lapangan kerja.
“Namun dalam beberapa kasus pemerintah cedera janji terhadap investor asing, misalnya terhadap investor Jepang dalam kasus kereta api cepat dan Masela, serta dan tindakan sepihak menurunkan harga semen,” ucapnya, Rabu (13/7/2016).
Dia menuturkan pemerintah jangan kerap mencederai janji kepada investor dengan jenis investasi langsung luar negeri karena bisa menurunkan kredibilitas. Mengalirnya Foreign Direct Investment/FDI itu juga harus didukung oleh stabilitas nilai tukar rupiah. FDI banyak mengandalkan komponen impor sehingga biaya produksi dipengaruhi pergerakan rupiah.
“Untuk investor asing portfolio, baik di bursa saham maupun pasar obligasi, stabilitas nilai tukar rupiah adalah kunci,” katanya.
Eric menambahkan investor portofolio yang masuk ke surat berharga negara memerlukan kepastian pengelolaan APBN yang sehat sehingga defisit anggaran terjaga.