Bisnis.com, DENPASAR - Bali mengekspor patung dan aneka jenis cinderamata berbahan baku kayu hasil kreativitas seniman dan perajin setempat sebesar US$4,29 juta selama April 2016, menurun 4,66% dibandingkan dengan bulan sebelumnya (Maret 2016) tercatat US$4,5 juta.
"Perolehan devisa itu juga menurun 19,39% jika dibandingan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya, karena bulan April 2015 mengantongi sebesar US$5,33 juta," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho di Denpasar, Jumat (24/6/2016).
Dia mengatakan aneka jenis patung dan cendera mata yang dibuat dari bahan baku kayu itu memberikan andil sebesar 10,08% dari dari total nilai ekspor Bali sebesar US$42,65 juta selama april 2016, merosot 10,1% dari bulan sebelumnya yang tercatat US$47,65 juta.
Aneka jenis patung dan cinderamata berbahan baku kayu hasil kreativitas seniman dan perajin Pulau Dewata paling banyak menembus pasaran Amerika Serikat 22,3%, menyusul Jepang 3,06%, Singapura 1,51%, Australia 3,81%, China 0,55% dan Hong Kong 0,61%.
Selain itu juga menembus pasaran Jerman 7,63%, Prancis 4,9%, Belanda 2,72%, Inggris 7,03% dan 45,88% sisanya menembus berbagai negara lainnya di belahan dunia.
Kerajinan patung yang menembus pasaran luar negeri itu sebagian besar digeluti perajin dan seniman di daerah pedesaan gudang seni Kabupaten Gianyar.
Sejumlah desa lainnya di Kabupaten Badung, Klungkung, Tabanan, Jembrana dan Buleleng juga mulai mengembangkan kerajinan patung atau kerajinan berbahan baku dari kayu, namun belum begitu banyak menembus pasaran ekspor, masih berorientasi pasaran lokal.
Pengiriman matadagangan bernilai seni itu lewat sejumlah pelabuhan laut di Indonesia, karena pelabuhan Benoa, Bali hanya mampu menangani 46,71%. Sedangkan 53,29% sisanya melalui pelabuhan di Jawa timur, Jawa Tengah dan DKI Jakarta, ujar Adi Nugroho.