Bisnis.com, SEMARANG - Kendati pembangunan apartemen di Kota Semarang sudah mulai menjamur, pembangunan apartemen bagi masyarakat berpenghasilan rendah atau yang dikenal dengan rumah susun milik belum berjalan.
Ketua DPD Realestate Indonesia (REI) Jateng MR Prijanto mengatakan pembangunan apartemen di Jateng baru terjadi di dua lokasi, yakni di Kota Semarang dan di Kota Solo. Dari sekitar 15 menara, sambungnya, belum ada pengembang yang membangun rusunami.
"Harga apartemen di Semarang yang paling rendah berkisar pada Rp300 juta-Rp400 juta untuk tipe 24 m2. Sedangkan untuk harga rusunami dengan tipe serupa, pemerintah menetapkan di kisaran di bawah Rp200 juta," ujarnya, Selasa (8/6/2016).
Berdasarkan ketentuan, harga rusunami ditetapkan sebesar Rp7,2 juta/m2, sementara rata-rata harga juga apartemen saat ini berkisar Rp12 juta-Rp15 juta/m2. Di sisi lain, Prijanto mengatakan kemampuan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di Jateng untuk melakukan pembelian rusunami juga belum mencukupi.
Dari sisi budaya, dia melihat masyarakat Jateng belum terbiasa untuk tinggal di bangunan bertingkat, sehingga permintaan untuk rumah tapak masih mendominasi dibandingkan apartemen. "Lahan untuk pembangunan rumah tapak bersubsidi di Jateng juga masih tersedia," tuturnya.
Selama ini, sambungnya, pembelian apartemen dilakukan sebagai rumah kedua atau investasi. Dia belum melihat kecenderungan masyarakat untuk tinggal di apartemen tersebut.