Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Riau Rindukan Investor Hilirisasi Sagu

Pemerintah Provinsi Riau dan Badan Restorasi Gambut akan mencari investor untuk membangun pabrik hilirisasi sagu di Riau agar tidak lagi bergantung dengan permintaan internasional.
Sagu, sumber pangan dan energi./Ilustrasi-Antara
Sagu, sumber pangan dan energi./Ilustrasi-Antara

Bisnis.com, PEKANBARU-- Pemerintah Provinsi Riau dan Badan Restorasi Gambut akan mencari investor untuk membangun pabrik hilirisasi sagu di Riau agar tidak lagi bergantung dengan permintaan internasional.

Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengatakan pihaknya telah menjumpai beberapa calon investor dari luar negeri, seperti Jepang. Selain Papua, Riau adalah salah satu daerah sentra produksi sagu.

"Pemerintah Provinsi Riau dan Badan Restorasi gambut akan memburu investor untuk membangun hilirisasi sagu agar kita tidak bergantung kepada permintaan luar negeri," kata Andi Rachman, Selasa (31/5/2016).

Produksi sagu Riau mencapai 246.000 ton per tahun yang dipusatkan di Kepulauan Meranti. Saat ini, sagu masih diekspor ke luar negeri seperti di Jepang dan Tiongkok.

Andi Rachman mengakui, selama ini, Riau hanya memanfaatkan 5% tanaman sagu. Untuk menggaet investor Riau akan menggenjot produksi sagu.

Dia meminta kepada seluruh stake holder untuk meningkatkan produksi sagu serta memperkenalkan sagu sebagai makanan khas Riau. Pemerintah juga mengajak masyarakat untuk makan sagu demi meningkatkan permintaan bahan pangan tersebut di daerah sendiri.

Pemerintah juga akan mempromosikan sagu ke dunia internasional. Hal ini juga bertujuan untuk meningkatkan potensi pariwisata negeri "The Homeland of Melayu itu. Tahun ini, pemerintah Provinsi Riau akan menggelar festival kuliner internasional, Festival Sagu.

"Bahkan, saya sendiri sudah ikut menjadi marketing mempromosikan sagu yang kami sediakan untuk tamu dari luar negeri dan pemerintah pusat," kata Andi Rachman.

Swasembada sagu juga berfungsi untuk merestorasi lahan gambut di Riau. Pemerintah provinsi Riau juga bekerjasama dengan dua universitas dari Jepang yaitu Kyoto University dan National University of Humanies (NIHU).

"Riau memiliki 5,7 juta ha lahan gambut yang mudah terbakar. Upaya restorasi dilakukan dengan menanam sagu," kata Kepala Badan Restorasi Gambut, Nazir Foead saat berada di Pekanbaru.

Sementara itu, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Ondhi Sukara mengatakan proses hilirisasi sangat diperlukan. Jadi, sagu diekspor dalam bentuk olahan, bukan hanya mi sagu.

"Permintaan sagu dari luar negeri cukup tinggi. Namun, sagu  yang dibutuhkan dalam bentuk olahan. Beberapa makanan yang bisa dibentuk dari sagu antara lain kue sagu," katanya.

Dia mendukung upaya pemerintah yang mempromosikan sagu ke dunia internasional, untuk swasembada pangan dan penanaman untuk merestorasi lahan gambut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper