Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan manufaktur bisa menekan biaya produksi hingga 30% melalui proses otomatisasi manajemen rantai pasok bahan baku dan produk jadi.
Direktur Pemasaran Dematic Asia Pacific, Bob Chua, mengatakan penerapan teknologi informasi dan mesin dalam manajemen logistik pabrik akan mendongkrak produktivitas industri manufaktur.
Penggunaan robot dan komputer akan mempercepat proses produksi di pabrik dengan memangkas waktu yang diperlukan dalam memilah komponen dan bahan baku sekaligus mengurangi potensi kekeliruan.
Otomatisasi juga membuka peluang perluasan pabrik secara vertikal. Pembangunan gudang secara vertikal menyediakan ruang lebih besar bagi aktivitas produksi atau mengurangi modal yang harus dikeluarkan untuk pengadaan lahan.
Peran lain teknologi informasi adalah membantu produsen meningkatkan kategori barang yang bisa diproduksi. Komputer memberikan kemampuan mengelola lebih banyak ragam komponen dengan spesifikasi yang hampir sama satu sama lain.
“Berbagai faktor tersebut rata-rata mengurangi biaya produksi sekitar 30%—40%. Dampaknya beragam tergantung pada teknologi yang digunakan,” kata Chua, Kamis (26/5/2016).
Chua mengklaim teknologi otomatisasi yang dimiliki Dematic bisa diterapkan di semua sektor industri baik yang menggunakan komponen berukuran besar seperti otomotif hingga pabrik yang menggunakan komponen kecil dan beragam seperti farmasi.
Dematic Group meresmikan kerja sama dengan PT Intramega Global dalam pemasaran jasa dan solusi logistik berbasis otomatisasi di Indonesia.
PT Intramega Global adalah anak usaha dari Spectrum Group, perusahaan manufaktur produk rak toko, rak pergudangan, dan perabot kantor. Adapun Dematic adalah perusahaan asal Jerman yang telah menerapkan 4.500 sistem terpadu untuk berbagai perusahaan di dunia.
Presiden Direktur PT Intramega Global Sandy Christanto Gunardi menjelaskan perusahaannya memberikan Dematic pengetahuan atas pasar Indonesia melalui pengalaman belasan tahun di sektor pergudangan dan logistik.
“Ini lahir dari keluhan dan kebutuhan klien kami. Mereka banyak menceritakan permasalahan dan keinginan kami. Dematic memberikan solusi dan teknologi untuk membantu klien kami,” katanya.
Dia mengungkapkan Intramega dan Dematic mengincar kue pasar sistem dan pergudangan yang diperkirakan sekitar 10% dari total pasar logistik di Indonesia. Frost and Sullivan memperkirakan nilai bisnis logistik di Tanah Air Rp1.573 triliun pada 2015 dan berpotensi mencapai Rp4.396 triliun ada 2020.
Intramega berencana menyediakan sistem otomatisasi bagi perusahaan pergudangan dan logistik di sektor ritel, industri, hingga e-commerce.
“Di industri manufaktur juga saat ini sebagian besar konsentrasi hanya di proses produksi. Permasalahan rantai pasok dan pergudangan mereka outsource. Klien kami adalah perusahaan yang menyediakan jasa tersebut,” kata Sandy.