Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MHE Demag Bidik Target Penjualan Konservatif

Perusahaan manufaktur dan distributor material handling MHE Demag memasang target pertumbuhan penjualan konservatif pada tahun ini, alias tidak jauh beda dengan realisasi 2015.
Beberapa orang karyawan sedang melakukan kegiatan pemboran komponen crane setelah fase blasting di Pabrik MHE Demag, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (26/5/2016).
Beberapa orang karyawan sedang melakukan kegiatan pemboran komponen crane setelah fase blasting di Pabrik MHE Demag, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (26/5/2016).

Bisnis.com, SURABAYA—Perusahaan manufaktur dan distributor material handling MHE Demag memasang target pertumbuhan penjualan konservatif pada tahun ini, alias tidak jauh beda dengan realisasi 2015.

Sales General Manager MHE Demag Robertus Cangkrama mengatakan setidaknya sejak 2010 dibandingkan dengan sekarang-sekarang ini perusahaan mengalami penurunan pertumbuhan penjualan. Dahulu sales bisa tumbuh hingga 20% - 25%.

“Tapi sekarang-sekarang ini pertumbuhan hanya bisa 5% sampai dengan 7% per tahun,” ucapnya di Surabaya, Kamis (26/5/2016).

Pencapaian tahun ini diperkirakan tidak akan jauh dari angka tersebut. Yang pasti pertumbuhan diyakini tetap terjadi dan lebih baik daripada 2015. Pada tahun lalu pasar cenderung slow down menyebabkan kompetisi di antara sesama produsen material handling.

Produk yang sekarang berkontribusi terbesar terhadap penjualan adalah crane dan komponennya. Porsinya mencapai 60% terhadap sales MHE Demag. Crane ini di antaranya terdiri dari overhead travelling cranes, gantry cranes, slewing jib, hingga special custome cranes.

Kapasitas produksi setiap bulan mencapai 30 crane, dengan kata lain dalam setahun bisa diproduksi 300 unit. Seluruh produk MHE Demag dijual ke pasar domestik. Ekspor tidak dirambah karena induk perusahaan menghadirkan anak usaha hampir di setiap negara-negara Asia Tenggara.

Penjualan crane biasanya paling banyak diserap industri manufaktur khususnya otomotif. Porsi penjualan ke otomotif dan pendukungnya terbanyak, sedangkan terbesar kedua ke sektor pertambangan maupun minyak dan gas bumi.

“Harga jual bervariasi karena crane ini kan dibuat customize sehingga tidak bisa dipatok general. Bisa Rp30 jutaan sampai dengan Rp20 miliar untuk kapasitas seratus ton,” ucap Robertus.

Durabilitas crane MHE Demag diklaim bisa awet puluhan tahun tetapi semua kembali kepada pemakaian dan perawatan. Kendati bisa bertahan puluhan tahun tetapi jika sudah memasuki fase harus diservis terus menerus biasanya perusahaan akan lebih memilih beli crane baru.

Bahan baku yang digunakan MHE Demag adalah besi-besi lokal, salah satu supliernya adalah Krakatau Steel. 

General Manager Fulfillment MHE Demag Mancheri Visnawath mengatakan selain menjual produk baru pihaknya juga menjajakkan jasa perbaikan dan perawatan crane eksisting. Crane yang bisa diservis tidak hanya buatan sendiri tetapi seluruh merek dan berbagai kapasitas.

“Kami bisa memberikan servis ke  berbagai sektor industri. Diservis tetapi direkondisi, seluruh merek kami bisa, ini merupakan strategi market kami pula,” ucapnya.

Strategi bisnis lain yang dilakoni MHE Demag ialah dengan melakukan efisiensi pabrik. Misalnya untuk suatu varian crane diproduksi lebih dari satu meskipun hanya ada pesanan satu unit. Cara ini ditempuh agar produksi mencapai skala keekonomian.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dini Hariyanti
Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper