Bisnis.com, JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta segera membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang terintegrasi dengan Instalasi Pengolahan Air (IPA) di Rusunawa Muara Baru, Pluit, Jakarta Utara.
Direktur Utama PDAM Jaya Erlan Hidayat mengatakan pembangunan IPAL terintegrasi IPA itu diharapkan dapat direalisasikan tahun ini, seiring rencana merger yang sedang dipersiapkan antara dua BUMD DKI Jakarta, PAL Jaya dan PAM Jaya.
"Dalam waktu dekat kami akan bangun IPAL yang terintegrasi dengan IPA di Rusunawa Muara Baru, Pluit," tuturnya, kepada Bisnis.com, Senin (23/5/2016).
Pihaknya berharap pembangunan IPAL dan IPA terintegrasi itu dapat selesai dalam jangka waktu lima bulan dan pada akhir tahun ditargetkan sudah bisa beroperasi.
"Bikinnya tidak susah, tidak lama dan relatif tidak mahal. Mulainya kapan dibangun masih tunggu koordinasi dengan Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI. Kalau dikerjakan langsung, paling lama 5 bulan selesai," ujarnya.
Erlan belum bersedia mengungkapkan seberapa besar kebutuhan nilai investasinya, pasalnya hal itu tergantung teknologi yang akan diterapkan.
"Soal kualitas, mahal itu bukan berarti otomatis bagus kan, dan murah bukan berarti jelek juga. Akan tetapi, yang pasti kami tidak akan main-main dengan kualitas. Pasti nyari yang bagus kok," ujarnya.
Pihaknya menilai seiring proses merger yang sedang dilakukan itu, faktor yang paling penting dilakukan PAL Jaya dan PAM Jaya sekarang ini adalah, segera menciptakan sebuah model pengelolaan air yang terpadu antara air bersih dan air limbah.
Dengan demikian, apabila model pengelolaan air yang terintegrasi itu segera terwujud di Ibu Kota, maka DKI Jakarta memiliki sebuah contoh untuk benchmarking bagi pengembangan selanjutnya.
"Progress rencana merger PAL dan PAM sudah memasuki diskusi teknis. Tadi kita rapatkan bersama PAL dan Badan Regulator PAM yang memang mengawasi jalannya pelayanan," ujarnya.
Kepala Badan Regulator PAM Jaya Donna R. Silaen mengatakan bahwa prinsip penggabungan dua bumd tersebut adalah demi efisiensi dan efektifitas pelayanan air minum dan air limbah di DKI Jakarta.
Penggabungan itu, lanjutnya diharapkan dapat mempercepat pengurangan pencemaran air permukaan dan air tanah dan sekaligus memberikan tambahan sumber air baku bagi DKI.
"Secara umum penggabungan sangat bagus karena dalam rangka peningkatan cakupan layanan air di Jakarta, baik air baku maupun air limbah," ujarnya.
Namun, terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan, baik dari aspek kebijakan, teknis, organisasi, hukum, keuangan, sdm, maupun kepelangganan.
"Dari sisi aspek teknik, perlu adanya rencana induk perusahaan baru tentang pemanfaatan tentang air minum, air limbah dan air tanah yang terintegrasi. Termasuk penggabungan pelanggan air minum, air limbah dan air tanah," ujarnya.