Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasokan Gula Langka, APTRI Jateng Setuju Impor Raw Sugar

Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia atau APTRI Jawa Tengah mendukung langkah pemerintah mengimpor raw sugar (gula mentah) sebanyak 381.000 ton, dengan dalih pasokan gula di daerah kian langka.
Seorang pekerja berdiri di antara tumpukan karung gula mentah/Bloomberg
Seorang pekerja berdiri di antara tumpukan karung gula mentah/Bloomberg

Bisnis.com, SEMARANG - Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia atau APTRI Jawa Tengah mendukung langkah pemerintah mengimpor raw sugar (gula mentah) sebanyak 381.000 ton, dengan dalih pasokan gula di daerah kian langka.

Ketua APTRI Jateng Sukadi Wibisono memaparkan impor gula mentah yang dilakukan pemerintah bersamaan dengan musim giling tahun ini tidak mengerdilkan semangat para petani.

Dia berpendapat, jika tidak dilakukan impor gula mentah akan terjadi defisit produksi gula yang cukup signifikan. Dia memprediksi produksi gula nasional sepanjang 2016 hanya diangka 2,2 juta ton, sementara kebutuhan gula untuk konsumsi mencapai 2,6 juta ton.

Dengan analogi di atas, Sukadi menyakini bahwa upaya pemerintah mengimpor raw sugar merupakan langkah tepat untuk mengurangi kekurangan pasokan gula di pasaran.

“Sekarang lihat saja, gula semakin langka. Harga melambung tinggi. Jika tidak impor, masyarakat luas yang kelabakan,” terangnya kepada Bisnis, Senin (23/5/2016).

Kendati menyetujui impor gula, Sukadi menggaris bawahi bahwa jaminan pabrik gula untuk membayar pendapatan kepada petani tebu setara dengan rendemen 8,5% harus benar-benar terealisasi. Kebijakan itu sekaligus untuk menstabilkan harga gula kristal putih.

Selain itu, pihaknya meminta kepada pemerintah tidak melakukan impor raw sugar berlebihan sehingga merugikan banyak petani. “Saya tidak ingin kejadian impor raw sugar pada 2013-2014 terulang, pasokan berlebih sehingga merugikan petani,” paparnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Khamdi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper