Bisnis.com, JAKARTA – Dua perusahaan asal Jepang akan memacu usahanya di Indonesia dengan mengajukan rencana perluasan senilai US$54,5 juta.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan dua perusahaan tersebut bergerak di bidang sparepart otomotif, mesin sistem automasi (robot), serta industri minuman ringan, industri farmasi, dan industi kemasan.
“Investor pertama akan mengembangkan kapasitas produksi sparepart otomotif senilai US$10 juta – US$20 juta. Sementara, investor kedua akan melakukan perluasan di bidang usaha makanan roti dan kue dengan rencana investasi US$34,5 juta,” jelasnya.
Dia menuturkan pihaknya terus berkomunikasi dengan perusahaan terkait rencana perluasan yang dilakukan, terutama terkait skema bisnis yang akan ditempuh oleh perusahaan. Aspek inilah yang akan dikoordinasikan dengan kementerian teknis.
Untuk investor industri minuman ringan, imbuhnya, ada beberapa concern terkait operasional yang dilakukan. Investor itu menyampaikan lokasi tata ruang mereka yang belum berada di zona kawasan industri, pendaftaran produk, serta terkait ketenagakerjaan.
“Problem-problem yang telah disampaikan akan dikoordinasikan dengan pihak-pihak terkait diantaranya Kementerian Tenaga Kerja, BPOM, serta Pemda terkait,” ujarnya.
Pada kuartal I/2016, investasi asal Jepang tercatat mencapai US$1,58 miliar , dengan total 427 proyek dan menyerap 28.377 tenaga kerja. Posisi Jepang berada di peringkat kedua dari daftar negara sumber investasi di Indonesia. Jepang berada di bawah Singapura dan di atas Hong Kong, Tiongkok dan Belanda.
Korea Selatan
Selain perusahaan asal Jepang, Otoritas Investasi melihat ada perusahaan asal Korea Selatan yang saat ini dalam proses konstruksi untuk merealisasikan investasinya di sektor tekstil dan sepatu senilai US$120 Juta dengan serapan tenaga kerja lebih dari 20.000 orang.
Berdasarkan laporan yang diterima BKPM, perusahaan tersebut menargetkan tahap produksi komersial bisa dieksekusi pada September 2016. Franky menuturkan perusahaan itu berlokasi di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
Salah satu fokus utama perusahaan ini, ujarnya, terkait ketersediaan listrik yang berkelanjutan karena tanpa listrik mereka akan sulit mengoptimalkan kapasitas produksi. BKPM sendiri telah memfasilitasi proses investasi ini melalui koordinasi dengan Pemprov Jawa Tengah, Pemkab Jepara serta PT PLN.
Kepala Perwakilan BKPM di Korea Selatan Imam Soejoedi menuturkan banyak perusahaan Korsel di bidang industri padat karya yang menanyakan lokasi prospektif untuk relokasi pabrik mereka.
”Beberapa pertanyaan yang paling sering diajukan adalah mengenai ketersediaan tenaga kerja, sering tidaknya demo buruh di daerah tersebut, ketersediaan infrastruktur serta UMR dan UMK,” paparnya.
Imam menilai meskipun beberapa perusahaan Korsel sudah memiliki pabrik di Indonesia, tapi keputusan perluasan/ekspansi investasi masih diputuskan di kantor pusatnya di Korea Selatan.
Pada tahun ini, BKPM menargetkan capaian realisasi investasi keseluruhan mampu tumbuh 14,4% dari target 2015 atau mencapai Rp594,8 triliun.
Realisasi ini dikontribusi dari PMA senilai Rp386,4 triliun atau naik 12,6% dari target PMA tahun lalu. Untuk PMDN, target mencapai Rp 208,4 triliun naik 18,4% dari target PMDN tahun lalu.
Sedangkan dari sisi penyerapan tenaga kerja di 2016, BKPM menargetkan penyerapan 2 juta tenaga kerja.
Investor Jepang & Korsel Perluas Investasi di RI
Dua perusahaan asal Jepang akan memacu usahanya di Indonesia dengan mengajukan rencana perluasan senilai US$54,5 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Kurniawan A. Wicaksono
Editor : Rustam Agus
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
9 jam yang lalu
Bos Eramet Buka-bukaan Soal RI Batasi Pasokan Nikel
11 jam yang lalu
Sederet Saran dari Ekonom untuk Lompatan Pertumbuhan Ekonomi RI
14 jam yang lalu