Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

UU Kewirausahaan Positif untuk Kebijakan Fiskal

Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP Hipmi) menyatakan, pihaknya akan terus berjuang bagi pengesahaan Rancangan Undang-Undang (RUU) Kewirausahaan menjadi Undang-Undang (UU) tahun ini.
Ahmad Zabadi, Dirut LLP-KUKM (kiri) berbincang dengan  Henri Honoris (CEO 7-Eleven), dan Rama Datau (Ketua Umum Hipmi Jaya)/
Ahmad Zabadi, Dirut LLP-KUKM (kiri) berbincang dengan Henri Honoris (CEO 7-Eleven), dan Rama Datau (Ketua Umum Hipmi Jaya)/

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP Hipmi) menyatakan, pihaknya akan terus berjuang untuk pengesahaan Rancangan Undang-undang (RUU) Kewirausahaan menjadi Undang-Undang (UU) tahun ini. Pasalnya, selain akan melipatgandakan jumlah wirausaha baru, UU ini juga akan berdampak positif bagi kebijakan fiskal.

Ketua Umum BPP Hipmi Bahlil Lahadalia mengatakan, penerimaan pajak negara akan melonjak bila semakin banyak pengusaha baru tercipta di Tanah Air. Dia memberi contoh, setiap satu perusahaan baru yang dibentuk terdapat 40% saham pemerintah dalam bentuk Pajak Penghasilan (PPh) Badan, Pajak Pertambahan Nilai, dan PPh 21.

"Kalau usahanya sukses, biasanya pengusaha akan bikin perusahaan baru lagi dan akan semakin banyak badan usaha yang membayar pajak," ujarnya melalui keterangan resminya, Senin (9/5/2016)

Guna mendukung terciptanya lebih banyak pengusaha baru, utamanya dari kalangan mahasiswa, Hipmi dalam waktu dekat akan menggelar Jambore Hipmi Perguruan Tinggi se-Asean yang akan dihadiri  sekitar 4000 (empat ribu) mahasiswa se-Asean di STT Telkom, Bandung Jawa Barat, 22 hingga 26 Mei 2016.

Menurutnya, dengan terciptanya pengusaha baru akan menciptakan lebih banyak lagi lapangan kerja, meningkatkan daya beli masyarakat, serta menciptakan kepastian pendapatan.

"Akan menyerap lebih banyak angkatan kerja, industri terus bergerak, daya beli masyarakat meningkat, permintaan akan melonjak lagi," ucapnya

Bahlil mengatakan, saat ini Indonesia baru memiliki 1,5% pengusaha dari sekitar 252 juta penduduk Tanah Air. Indonesia masih membutuhkan sekitar 1,7 juta pengusaha untuk menyentuh angka 2%. Sedangkan jumlah pengusahanya di negara Asean seperti Singapura tercatat sebanyak 7%, Malaysia (5%), Thailand (4,5%), dan Vietnam (3,3%).

Selain itu, dia menegaskan Indonesia juga perlu menciptakan pengusaha baru yang berkualitas dan terdidik yakni dari kalangan mahasiswa. Pengusaha berlatarbelakang sarjana ini, ujar Bahlil, akan memiliki kemampuan meningkatkan kapasitas usahanya serta akan kuat menghadapi persaingan yang semakin ketat di era masyarakat ekonomi Asean (MEA).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper