Bisnis.com, MAKASSAR - Pelaku usaha di Sulawesi Selatan dinilai optimistis memandang kegiatan usaha akan membaik di kuartal II/2016 setelah mengalami penurunan pada kuartal pertama tahun ini.
Hal itu terungkap dari hasil survei kegiatan dunia usaha (SKDU) yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan, dengan perkiraan saldo bersih tertimbang (SBT) hasil SKDU triwulan II/2016 sebesar 35,12%. Angka tersebut lebih tinggi dari perkiraan SBT triwulan I/2016 sebesar 14,27% dengan realisasi sebesar 6,05%.
Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulsel Causa Iman Karana menjelaskan tingkat STB yang berada di atas angka 0% menunjukkan lebih banyak pelaku usaha yang merasa optimistis ketimbang pelaku usaha yang pesimis bahwa dunia usaha akan membaik di kuartal II.
"Pada kuartal pertama kegiatan usaha di Sulsel memang melemah, karena kegiatan usaha di beberapa sektor mengalami kontraksi pada SBT. Penurunan SBT juga terjadi disebabkan menurunnya permintaan pascaperayaan natal dan tahun baru, juga bergesernya jadwal panen raya ke April," paparnya di Makassar, Selasa (26/4/2016).
Lebih lanjut, sektor usaha yabg mengalami kontraksi antara lain pertanian dengan SBT sebesar -8,80%, disusul sektor pertambangan dan penggalian sebesar -2,42%, serta sektor industri pengolahan sebesar -1,32%.
Sementara itu, hasil SKDU di triwulan II/2016 menunjukan peningkatan kegiatan dunia usaha yang berasal dari sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan SBT sebesar 10,12%, sektor industri pengolahan sebesar 7,54%, serta sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 5,62%.
"Pada kuartal II, industri pengolahan akan terdorong oleh kenaikan permintaan pada hari raya, sedangkan pada sektor pertanian dan penggalian, permintaan komoditas andalan masih belum pulih. Hasil SKDU ini juga mengonfirmasi bahwa kegiatan usaha di Sulsel masih mengikuti pola tahun-tahun sebelumnya yang cenderung melemah di awal tahun," katanya.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sulsel La Tunreng mengungkapkan pertumbuhan dunia usaha pada kuartal II akan tergantung pada serapan anggaran pemerintah untuk melaksanakan proyek-proyek di Sulawesi Selatan. Menurutnya, jika pemerintah bisa segera mencairkan dan merealisasikan anggarannya, hal tersebut bisa menjadi pemicu bergeraknya dunia usaha di Sulsel.
"Pada kuartal I memang melemah karena ikut terdampak belum banyaknya proyek pemerintah di awal tahun. Tapi kami berharap jika anggaran mulai terserap, maka pelaku usaha juga akan semakin optimis," katanya.