Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Riset: Kondominium Kelas Menengah di Jabodetabek Laris Manis

Transaksi kondominium di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi didominasi penjualan di kondominium kelas menengah, kata Direktur Riset Cushman & Wakefield Arief Rahardjo.
Kondominium/Ilustrasi-Reuters
Kondominium/Ilustrasi-Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Riset Cushman & Wakefield Arief Rahardjo mengatakan transaksi kondominium di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi didominasi penjualan di kondominium kelas menengah.

"Kebanyakan investor masih membeli untuk pasar menengah-bawah, yang kebanyakan dipasarkan sekitar Rp300-400 juta per unit," kata Arief, Kamis (14/4/2016).

Menurutnya, saat ini penurunan permintaan terjadi cukup banyak di segmen kondominium kelas atas hingga menengah antara lain karena sikap investor yang masih ragu-ragu untuk mengeluarkan uangnya dalam jumlah besar dalam kondisi ekonomi saat ini.

Berdasarkan data Cushman & Wakefield, baik transaksi penjualan maupun pra-penjualan didominasi oleh proyek kelas menengah, sekitar 46,1% dari total transaksi. Adapun untuk metode pembayaran rata-rata untuk kelas menengah-bawah banyak yang menggunakan KPR.

Penjualan apartemen di wilayah DKI Jakarta pada kuartal I atau periode Januari-Maret 2016 masih belum terlalu bergairah karena banyak konsumen dinilai masih bersifat menunggu untuk membeli unit apartemen.

"Mereka (investor pembeli unit apartemen) masih menahan untuk membeli apartemen, sehingga harga yang ditawarkan pertumbuhannya juga melambat," kata Associate Director Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto dalam acara paparan properti di Jakarta, Rabu (6/4).

Dia mengungkapkan bahwa periode Januari-Maret 2016 merupakan "kuartal yang sepi" karena hanya tiga proyek di wilayah DKI Jakarta yang diluncurkan atau diperkenalkan kepada masyarakat.

Ketiga proyek itu adalah The Residence at The St Regis Jakarta di Jalan Rasuna Said yang diperkirakan selesai tahun 2019, serta Arandra Residence di Jalan Cempaka Putih Raya dan Victoria Tower Fatmawati City Center yang keduanya diperkirakan selesai tahun 2020.

Selain itu, Ferry mengemukakan pihaknya juga merevisi proyeksi pasokan apartemen untuk tahun 2016-2019 antara lain karena melambatnya progres konstruksi, tertundanya jadwal "groundbreaking" atau pemancangan tiang utama, dan juga isu perizinan pembangunan.

"Kami memperkirakan suplai total selama 2016-2018 akan mencapai 75.083 unit, agak menurun 3,2% dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya yaitu 77.549 unit," katanya.

Berdasarkan data dari Colliers, apartemen yang tersedia di pasar saat ini sekitar 52 persen dimiliki PT Agung Podomoro Land. Sedangkan untuk proyek apartemen ke depannya, sekitar 37% bakal dibangun PT Agung Sedayu Group.

Ia juga mengemukakan, pada saat ini banyak pengembang yang menjadi pragamatis karena kondisi pasar properti saat ini dinilai telah melewati puncaknya sejak beberapa tahun lalu, sehingga konsumen juga masih bersifat wait and see.

Meski terjadinya penurunan penjualan apartemen tahunlalu, lanjutnya, tetapi segmen pasar untuk menengah ke bawah menunjukkan kinerja penjualan yang baik bila dibandingkan y-o-y (year on year/tahun ke tahun).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper