Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aspal Karet: Tahun Depan Mulai Diterapkan

Pemerintah bakal menerapkan penggunaan campuran karet untuk aspal mulai 2017 setelah regulasi untuk pengembangan industri bagi komoditas perkebunan itu rampung.
Ilustrasi: Penggunaan aspal karet/westernpma.org
Ilustrasi: Penggunaan aspal karet/westernpma.org

Bisnis.com, PALEMBANG - Pemerintah bakal menerapkan penggunaan campuran karet untuk aspal mulai 2017 setelah regulasi untuk pengembangan industri bagi komoditas perkebunan itu rampung.

Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian Panggah Susanto mengatakan untuk tahap awal memang harus menyiapkan payung hukum dahulu.

"Aspal karet ini kan baru jadi harus ada payung hukumnya, penerapannya paling tahun 2017," ujarnya kepada Bisnis di sela-sela acara Musrenbang RKPD Sumsel 2016 di Palembang, Selasa (12/4/2016).

Panggah mengatakan nantinya regulasi yang terbit itu akan dalam bentuk peraturan presiden (Perpres).

Beleid itu akan membahas persoalan teknis, termasuk langkah penyerapan dari pengguna, seperti Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Dia menambahkan untuk tahap awal pengembangan aspal karet diyakini bisa menyerap sebanyak 60.000 ton karet nasional.

Nantinya, karet itu akan dicampur aspal dengan komposisi sebanyak 5% dari bahan untuk pembuatan jalan.

"Memang nanti cuma ditambah 5% dari campuran aspal, tetapi kan pengaruhnya besar ke sisi psikologis sehingga harapannya harga ikut terdongkrak," paparnya.

Menurut Panggah, Sumsel sendiri merupakan salah satu provinsi yang menjadi pilot project untuk pengembangan aspal karet.

Selain menyiapkan regulasi, dia melanjutkan, sepanjang tahun ini juga akan digunakan untuk membangun pabrik aspal karet itu.

"Bangun pabrik itu kan paling cepat enam bulan, nanti kami akan menggandeng pengusaha karet," ujarnya.

Terkait pandangan bahwa aspal karet malah akan membuat biaya pembuatan aspal membengkak dibanding campuran biasa, Panggah menjelaskan, bahwa campuran karet itu akan membuat efisiensi dalam biaya pemeliharaan.

Dia mengemukakan memang biaya produksi bisa meningkat sebanyak 20% akan tetapi pemerintah bisa menghemat biaya pemeliharaan jalan hingga 40%.

Menurut Panggah kondisi itu sudah terjadi di Thailand yang telah menggunakan aspal karet untuk jalannya.

Sebelumnya, Peneliti Balai Riset Industri Palembang Nasruddin mengatakan kendala penerapan aspal karet itu masih terbentur pada regulasi.

"Kendalanya di regulasi karena kan yang punya wewenang untuk pembuatan jalan itu adanya di Kementerian PU dan Perumahan Rakyat," katanya beberapa waktu lalu.

Menurut dia, pembuatan aspal karet merupakan salah satu ide hilirisasi karet di Sumsel selain industri vulkanisir ban hingga suvenir Asian Games 2018.

"Kami sudah melakukan uji coba di laboratorium untuk pembuatan aspal karet dan jika diterapkan bisa menyerap banyak karet petani," katanya.

Dia mengemukakan dibutuhkan sebanyak 8 ton karet per kilometer jalan dengan lebar 8 meter dan tebal 8 centimeter.

Ketua Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Sumsel, Alex K. Eddy, mengatakan pengembangan aspal karet merupakan cara pemerintah untuk meningkatkan harga melalui pemakaian sebagai bahan baku di berbagai sektor pembangunan dalam negeri.

"Pemerintah harus segera menggunakan karet sebagai campuran aspal, serta menerapkan pembuatan dock fender di semua pelabuhan berbahan baku karet," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dinda Wulandari
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper