Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

TENAGA KERJA: Supaya Siap Pakai, INFID Usul Program Magang Khusus

Pemerintah didesak untuk mengerahkan segala daya dan dana dan menggandeng sektor swasta untuk menurunkan ketimpangan dalam pasar kerja yang merupakan salah satu sumber ketimpangan ekonomi di Indonesia
Ilustrasi/cilacap.olx.co.id
Ilustrasi/cilacap.olx.co.id

Bisnis.com, JAKARTA- Pemerintah didesak untuk mengerahkan segala daya dan dana dan menggandeng sektor swasta untuk menurunkan ketimpangan dalam pasar kerja yang merupakan salah satu sumber ketimpangan ekonomi di Indonesia.

International NGO Forum on Indonesian Development mengungkapkan terbatasnya kesempatan mendapatkan pekerjaan yang layak merupakan salah satu penyebab ketimpangan.

"Saat ini terjadi missmatch yang cukup besar antara pasar kerja dengan angkatan kerja," kata Siti Khoirun Ni'mah, Program Manager INFID.

Mengutip data dari Biro Pusat Statistik tahun 2015, angka pengangguran mencapai 7,45 juta orang (5,9%) dari angkatan kerja sebanyak 128 juta. Sebagian besar (45%) dari pengangguran tersebut adalah yang berpendidikan SMP ke bawah.

Mismatch juga terjadi antara ketersediaan tenaga kerja dengan kebutuhan industri. Kendati setiap tahun ada 1-2 juta orang pencari lapangan kerja, banyak industri yang kesulitan mendapatkan angkatan kerja baru yang memiliki keahlian sesuai dengan yang dibutuhkan.

Di sisi lain, banyak tenaga kerja terdidik yang juga tidak bekerja sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Bahkan, menurut Paksi Wolandouw dari Lembaga Demografi Universitas Indonesia, persentase pengangguran dari SMK juga lebih tinggi dari SMA umum.

"Ini menunjukkan bahwa kurikulum pendidikan SMK yang ada saat ini belum mampu menjawab kebutuhan industri," tuturnya.

Atas kondisi tersebut, INFID mengusulkan sejumlah rekomendasi kebijakan yang dinilai perlu dimasukkan dalam Rancangan Kerja Pemerintah (RKP) 2017 yang sedang disusun hingga Juni mendatang.

Pertama, Kementerian Pendidikan dan Kementerian Keuangan perlu menyisihkan Rp20 triliun- Rp30 triliun untuk pelatihan dan pemagangan khusus bagi mereka yang lulus SD hingga SMA dan mereka yang sudah punya pengalaman kerja tetapi tidak memiliki ijazah SMP dan SMA.

Kedua, Kementerian Keuangan perlu membuka satu jendela di Lembaga Pengelola DAna Pendidikan (LPDP) untuk pelatihan kerja dan pemagangan kerja di dalam dan luar negeri sebagai jalan membuka akses beasiswa bagi lulusan SMA ke bawah.

Ketiga, Kementerian Pendidikan juga perlu membangun link and match dengan dunia industri, terutama industri utama, dengan memetakan gap tenaga kerja seperti jumlah angkatan kerja, kualifikasi, dan keahlian kerja.

Idenfitikasi ini dilakukan tidak hanya di nasional tetapi juga di daerah sehingga ada kepastian bagi lulusan balai latihan kerja (BLK) di daerah.

Keempat, Kementerian Ketenagakerjaan harus merevitalisasi BLK dengan memanfaatkan potensi swasta dan serikat pekerja untuk memastikan akses dan mutu pelatihan kerja.

Terkait dengan rencana Kemenaker untuk merevitalisasi 70 BLK pada tahun ini, Siti meminta agar pembaruan tidak hanya dari segi fisik tetapi juga kualitas pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan industri.

"Pelatihan harus bisa menjawab kebutuhan industrialisasi, artinya disesuiakan dengan kebutuhan lapangan kerja dan prioritas pembangunan, misalnya terkait bidang maritim, kepariwisataan, dan ketahanan pangan," ujarnya.

Selain itu, sektor swasta juga didorong untuk membuka akses pemagangan. Seiring dengan kebijakan pemerintah yang lebih terbuka pada investasi asing, INFID meminta agar dibuat aturan nasional yang mewajibkan pelaku usaha, BUMN serta Kementerian untuk menyelenggarakan pemagangan.

"Harus ada kewajiban bagi industri asing yang bergerak di Indonesia untuk menggerakkan pemagangan. Ke depannya, perlu ada insentif bagi mereka yang membuka ruang pemagangan lebih luas," kata Wahyu Susilo, Policy Analyst Migrant Care.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper