JAKARTA - Meski sempat terpukul sepanjang tahun lalu, sejumlah pengamat properti menilai pasar properti Tanah Air masih sangat menjanjikan secara jangka panjang. Potensi yang tinggi ini menarik minat pengembang dari mancanegara, seperti Brewin Mesa, asal Singapura. Untuk mengetahui pandangan dan rencana Brewin di Indonesia, Bisnis mewawancarai Bill Cheng, Presiden Direktur Brewin Mesa. Berikut petikannya.
Mengapa Anda tertarik masuk ke pasar properti Indonesia?
Kami masuk ke Indonesia karena sangat dekat dengan Singapura. Indonesia adalah pilihan yang alami karena pasar di sini sangat besar, populasi penduduk usia muda juga sangat tinggi sehingga permintaan masih tinggi. Kami telah cukup lama memantau pasar properti di Indonesia. Beberapa tahun terakhir kami melihat peningkatan permintaan yang signifikan dan terus menerus dari semua segmen pasar hunian. Pasar sempat mengambil napas tahun lalu, yang dalam pandangan kami adalah sesuatu yang sehat karena harga yang terus meningkat tentunya tidak sustainable. Bila melihat 2016 dan 2017, kami senang pasar melanjutkan tren peningkatannya.
Apa nilai tambah yang akan dibawa Brewin Mesa ke Indonesia?
Kami memiliki pengalaman panjang yang diwariskan dua keluarga usaha pengembang properti ternama di kawasan Asia, yaitu Keluarga Cheng dan Keluarga Kwee. Kami punya relasi yang kuat dengan investor, perbankan, dan lembaga keuangan lain sehingga punya basis modal yang baik. Kami bawa tim konsultan yang kuat untuk arsitektur atau design engineering. Kami berusaha mengerti budaya Indonesia dan menghadirkan produk yang selaras dengan budaya lokal.
Pemilik Brewin Mesa adalah pengembang besar di Singapura, tetapi di Indonesia kami pendatang baru. Kami sadar, kami tidak bisa berkompetisi dengan pengembang besar Indonesia dari segi skala pengembangan, tapi kami berharap bisa bersaing dari segi diferensiasi produk yang kami bangun. Misi kami adalah untuk mengintegrasikan tren konsep pengembangan internasional dengan cita rasa Indonesia, yang berbeda dan bisa menginspirasi Indonesia.
Apa strategi Anda untuk meningkatkan daya saing di Indonesia?
Kami ingin menghadirkan bangunan yang lebih baik, tidak sekadar fungsional atau berorientasi pada laba. Kami menggunakan investasi lebih sedikit, tetapi dengan kualitas yang lebih tinggi, spesifikasi lebih unik, dan fungsionalitas lebih baik. Kami tawarkan lebih banyak keramahtamahan, lebih banyak fasilitas meskipun itu berarti akan lebih sedikit ruang yang bisa dijual. Kami akan dapat laba lebih sedikit, tetapi menawarkan lebih banyak fitur bagi pembeli kami sehingga mereka senang. Kami akan tanam banyak pohon, menyediakan ruang publik yang luas sehingga menghadirkan lingkungan hidup yang lebih nyaman dan damai. Kami berencana untuk berinvestasi jangka panjang sehingga kami berusaha memberi nilai lebih bagi pembeli kami untuk membangun relasi yang lebih panjang. Kalau mereka puas, mereka akan tempatkan kami di puncak dan menceritakan pada teman-temannya bahwa kami pengembang yang baik. Jadi, akan lebih banyak pembeli di masa mendatang.
Apa rencana jangka panjang?
Kami adalah pengembang real estat. Fokus kami bukan membeli bangunan utuh untuk dikelola, melainkan mencari lahan yang strategis untuk membangun proyek kami sendiri. Itu poin kunci, sebab itu memberi kami kesempatan untuk tunjukkan kemampuan kami dan publik bisa melihat perkembangan bangunan kami dari awal.
Kami akan fokus di sektor residensial, itu keahlian kami. Kami membangun hunian selama 50 tahun dan kami sadar potensi pasar residensial Indonesia sangat besar. Kami tidak ingin kehilangan fokus sehingga kami akan pastikan proyek pertama kami terstabilisasi dulu baru mulai proyek berikut.
Proyek pertama kami akan segera diluncurkan di Alam Sutra berupa dua menara apartemen 38 lantai dengan kapasitas 496 unit. Konstruksinya akan kami mulai pada kuartal keempat tahun ini dan selesai sepenuhnya pada kuartal pertama 2019.
Target saya sendiri, dalam lima tahun kami akan bangun tiga proyek yang ukurannya kurang lebih sama dengan investasi total sekitar Rp4 triliun. Sebagai pendatang baru, kami belum ingin melebarkan sayap kami sehingga kami ingin kembangkan keahlian kami di satu wilayah dulu, di Jakarta dan sekitarnya. Secara selektif kami mungkin akan masuk di sektor komersial, tetapi mungkin mix used dengan apartemen.
*sebagaimana yang terbit di koran Bisnis Indonesia, Senin (4/4/2016)