Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Hunian di Singapura Turun Selama 10 Kuartal

Harga hunian di Singapura kembali mencatatkan kinerja negatif selama 10 kuartal terakhir seiring dengan mendinginnya permintaan akibat pengetatan kredit pemilikan properti di negeri itu.
Universal Studio di Sentosa Island, Singapura
Universal Studio di Sentosa Island, Singapura

Bisnis.com, SINGAPURA – Harga hunian di Singapura kembali mencatatkan kinerja negatif selama 10 kuartal terakhir seiring dengan mendinginnya permintaan akibat pengetatan kredit pemilikan properti di negeri itu.

Berdasarkan data pendahuluan dari Urban Redevelopment Authority (URA), indeks harga residensial turun 0,7% pada periode Januari-Maret 2016, melanjutkan reli negatif terpanjang sejak 1998.

Pemerintah Singapura mengindikasikan keengganan untuk mencabut langkah pendinginan pasar yang mereka terapkan sejak 2009 karena khawatir overheat pasar akan kembali terjadi.

Menteri Pembangunan Nasional Singapura Lawrence Wong menyatakan bahwa saat ini masih terlalu dini untuk melonggarkan kebijakan pendinginan karena dapat memicu rebound di pasar.

Nicholas Mak, Executive Director SLP International Property Consultants, memperkirakan harga hunian dapat turun menjadi 5% pada 2016.

“Harga akan terus menurun tahun ini karena pemerintah telah menyatakan masih terlalu dini untuk menghentikan pengetatan,” katanya seperti dikutip Bloomberg.

Pengetatan di sektor residensial tersebut mencakup pembatasan biaya debt-repayment sebesar 60% dari pendapatan bulanan si peminjam dan penetapan stamp duty yang lebih tinggi terhadap pembelian rumah, setelah suku bunga rendah dan permintaan dari pembeli asing memunculkan kekhawatiran bahwa harga residensial naik terlalu cepat dan tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper