Bisnis.com, JAKARTA - Konsultan internasional Knight Frank memproyeksikan jumlah pembeli properti Singapura asal Indonesia akan terus melanjutkan tren penurunan.
Riset Knigh Frank menunjukkan, dalam lima tahun terakhir, jumlah pembeli properti Singapura yang berasal dari investor Indonesia terus berkurang.
Pada 2011 lalu, jumlah pembeli asal Indonesia mencapai 1.794. Namun, di 2015 jumlah tersebut menyusut hingga tertinggal 330 pembeli.
“Tren pembelian di Singapura terus menurun karena keketatan negara tersebut. Tahun 2014 terjadi penurunan 55% dan tahun lalu turun 33%,” kata Hasan Pamudji, Senior Associate Director Knight Frank, dikutip Selasa (22/3/2016).
Meski demikian, Indonesia selalu menempati posisi tiga besar sebagai negara asal pembeli properti di Singapura.
Selain itu, telah terjadi tren pergeseran preferensi lokasi properti di Singapura oleh pembeli asal Indonesia.
Pembelian properti di Singapura oleh orang Indonesia tidak lagi terkonsentrasi di wilayah Orchard.
Pembeli semakin tersebar ke wilayah Timur akibat semakin tingginya harga di pusat kota dan adanya dukungan infrastruktur transportasi yang nyaman.