Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku industri plastik menyatakan bahwa wacana pemerintah dalam menarik cukai dari produk plastik tidak akan dapat memecahkan masalah sampah, selama sistem managemen belum diperbaiki pemerintah.
Wakil Ketua Umum Inaplas Budi Susanto Sadiman menjelaskan bahwa penggunaan plastik tidak bisa dibendung dalam pengemasan produk manufaktur. Hal ini karena plastik merupakan bahan kemasan yang paling efisien, higienis, dan ringan. Adanya cukai justru akan memberikan dampak negatif terhadap industri dalam negeri karena mengerek ongkos produksi dan harga jual produk.
“Ini memberatkan konsumen. Tujuannya juga tidak tercapai. Seperti plastik berbayar, itu tujuannya bukan lagi mengurangi plastik, tapi bagaimana sampahnya tertangani. Di Indonesia sendiri pengelolaan sampah masih bermasalah. Sedangkan plastik sendiri 80% sudah dikelola, banyak yang daur ulang,” katanya pada Bisnis, Selasa (22/3/2016).
Menurutnya, jika pemerintah hanya ingin menambah penerimaan negara hal tersebut memang bisa diberlakukan. Namun jika pertimbangannya untuk lingkungan, pemerintah harus melakukan kajian secara komprehensif.
“Kalau pemerintah mau cari uang, ya pas. Tapi kalau mau mengurangi sampah, ya sistem managemen sampahnya yang dibenahi. Harus diklarifikasi tujuannya. Bagaimana pajaknya, apakah untuk membangun sistem persampahan, itu masih masuk akal,” katanya.