Bisnis.com, JAKARTA - Walau peringatan tsunami telah dicabut terkait gempa berkekuatan 7,8 skala ritcher (SR) di barat daya Kepulauan Mentawai Sumatera Barat, Indonesian National Shipowners' Association (INSA) mengimbau para anggota untuk berhati-hati saat melintasi jalur Samudera Hindia.
"Kami mengimbau semua anggota untuk meningkatkan kewaspadaan saat melalui lintasan tersebut, sebab dikhawatirkan akan terjadi gempa susulan di sekitar Samudera Hindia mengingat awal gempa pada Rabu (2/3/2016) malam cukup besar," kata Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto dalam siaran pers di Jakarta, Kamis (3/3/2016).
Sebagai tanda kewaspadaan, dia meminta semua anggota untuk terus memantau melalui alat komunkasi kapal, Radio Operasi Pantai dan memperbarui setiap saat peringatan yang dikeluarkan Kementerian Perhubungan dengan Maklumat Pelayaran ataupun informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Selain itu, dia meminta anggotanya seandainya ada peringatan dini terjadinya gempa susulan diharapkan kapal dapat mengubah jalur lintasan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
"Berdasarkan informasi dari BMKG yang kami peroleh memang gempa yang terjadi sekitar 636 kilometer dari bibir pantai Mentawai tersebut merupakan jenis gempa bumi dangkal, namun untuk menghindari bahaya yang terjadi kami harapkan para anggota dapat meningkatkan kewaspadaan," katanya.
Seperti disampaikan BMKG, Gempa bumi susulan kembali terjadi pukul 07:10 WIB, Kamis (3/3/2016) pagi dengan lokasi gempa berada di 4.58 LS - 94.56 BT, atau sekitar 598 km Barat Daya Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.
Gempa berkekuatan 5,8 SR ini terjadi pada kedalaman 10 kilometer dan tidak berpotensi menyebabkan tsunami.
Sebelumnya, gempa bumi berkekuatan 7,8 SR mengguncang Kepulauan Mentawai, Rabu (2/3/2016) pukul 19:49 WIB.
Gempa ini sempat menimbulkan potensi tsunami, meski pada akhirnya peringatan tsunami tersebut dicabut pada pukul 22.34 WIB.
Warga sempat panik, namun tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.