Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Melemah, Harga Baja Lokal Jadi Lebih Murah

Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat serta penurunan harga baja dunia berdampak pada lebih murahnya harga baja produksi dalam negeri ketimbang impor.
Gulungan kawat baja. /Reuters-Sheng Li
Gulungan kawat baja. /Reuters-Sheng Li

Bisnis.com, JAKARTA — Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat serta penurunan harga baja dunia berdampak pada lebih murahnya harga baja produksi dalam negeri ketimbang impor.

Ario N. Setiantoro, Executive Committee Cluster Wire of Product Indonesian Iron & Steel Industry Association (IISIA), mengatakan harga baja yang diproduksi produsen hulu domestik kini lebih murah 10% dibandingkan barang impor.

“Saat ini dari pada impor, lebih baik membeli produk dalam negeri. Oleh karena itu data impor besi dan baja dari BPS pada Januari terjadi penurunan. Di sisi lain proyek infrastruktur pemerintah meningkatkan permintaan hingga 20% dari biasanya,” tuturnya kepada Bisnis, Selasa (23/2/2016).

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), impor besi dan baja pada Januari 2016 hanya US$504,2 juta, turun 34,46% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$769,3 juta.

Tidak hanya proyek infrastruktur pemerintah yang mendorong peningkatan permintaan besi dan baja, lanjutnya, tetapi sektor swasta utamanya properti juga sudah mulai melakukan sejumlah pembangunan.

Penurunan impor, ujarnya, juga disebabkan sejumlah peraturan pemerintah yang memperketat impor, seperti Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP) untuk steel wire road, serta barang larangan dan/atau pembatasan (Lartas).

“Selain harga lebih murah, impor baja seperti wire road low carbon juga sudah dipertat, sehingga lebih baik pakai dalam negeri. Tetapi untuk produk yang jumlah dan kualitasnya kurang memadai di dalam negeri masih mengandalkan impor,” tuturnya.

Di lain sisi, lanjutnya, penurunan produksi baja global yang terjadi pada tahun lalu serta deklarasi pemerintah China yang akan memangkas produksi sekitar 100 juta ton – 150 juta ton pada tahun ini diharapkan dapat memperbesar porsi penggunaan baja domestik di dalam negeri.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Setyardi Widodo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper