Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perinus Siap jadi Stabilisator Harga Ikan

Perusahaan milik negara yang bergerak di sektor logistik perikanan, PT Perikanan Nusantara menyatakan siap jika diamanahkan untuk dapat menjadi lembaga stabilisator harga ikan di dalam negeri.
Ilustrasi-Perikanan/Antara-Ampelsa
Ilustrasi-Perikanan/Antara-Ampelsa

Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan milik negara yang bergerak di sektor logistik perikanan, PT Perikanan Nusantara menyatakan siap jika diamanahkan untuk dapat menjadi lembaga stabilisator harga ikan di dalam negeri.

Untuk itu, Direktur Utama PT Perinus, Usman Perdanakusuma menyampaikan tahun ini dia akan mempersiapkan infrastruktur yang dibutuhkan dan melakukan revitalisasi pada sedikitnya 10 cabang perusahaan pelat merah tersebut.

“Kami akan merevitalisasi 10 cabang kami terutama yang berada di Indonesia bagian timur. Kesepuluh titik itu penting karena populasi ikannya besar dan karena KKP [Kementerian Kelautan dan Perikanan] memberlakukan moratorium, maka BUMN harus masuk,” kata Usman di Jakarta akhir pekan ini.

Usman menjelaskan dia telah menyusun program-progrma untuk meningkatkan penyerapan ikan dari para nelayan. Pertama, dengan membangun infrastruktur dan kapasitas perusahaannya dengan mengandalkan dana PMN (Penyertaan Modal Negara).

Tahun lalu, PT Perinus mendapatkan suntikan dana sebesar Rp200 miliar. Sebesar Rp163,017 miliar dari nilai tersebut akan digunakan untuk memperbaiki prasarana dan sarana produksi terutama di cabang-cabang di Indonesia bagian Timur karena populasi ikannya cukup melimpah namun belum tergarap dengan baik.

Kedua, Usman mengatakan sisanya sebesar Rp36 miliar, akan digunakan untuk modal mengembangkan skema kredit usaha rakyat (KUR) berbunga rendah. Nantinya PT Perinus akan bekerjasama dengan pihak perbankan dalam penyaluran KUR tersebut.

“Kami gunakan Rp36 miliar sisanya untuk pembelian ikan yang akan kita jalankan terus-menerus siklusnya per tahun. Nanti pada skema KUR untuk nelayan, kami akan menjadi avalisnya sehingga mereka dapat memasok ikan dan kami pasti beli dengan harga yang baik,” ungkapnya.

Menurutnya, PT Perinus menargetkan pembelian ikan dari nelayan tahun ini hingga 50.000 ton. Dengan sistem KUR, Usman meyakini secara perlahan nelayan di Tanah Air akan dapat terpepas dari keterikatan dengan para tengkulak dan pemburu rente.

Saat ini PT Perinus tengah melakukan pendataan nelayan yang kelak bekerjasama memasok ikan dan mendapatkan KUR. Perseroan telah menjajaki kerjasama pendataan dnegan koperasi nelayan dan kelompok nelayan di daerah.

“Kami juga telah meminta data dari SKPD [satuan kerja perangkat daerah] KKP untuk mendata nelayan-nelayan di mana yang dapat kami akses sesuai dengan cabang-cabang kami di seluruh Indonesia,” terang Usman yang sebelumnya DIrut PT Garam itu.

Dia menjelaskan untuk dapat melakukan penyerapan maksimal, PT Perinus pun telah mengajukan pada KKP untuk dapat menyusun regulasi yang memperkuat kerjasama dengan pihak Perbankan untuk dapat menyalurkan KUR.

Ketiga, PT Perinus pun berkomitmen untuk dapat mempeluas sistem pemasaran ikan untuk dapat menjaga harganya sesuai baik di tingkat nelayan maupun di tingkat konsumen. Hal ini merupakan dasar yang harus dicapai jika ingin menyerap ikan sebnayak mungkin dari nelayan.

“Dengan jadi stabilisator, kami harus mengumpulkan hasil tangkapan nelayan sehingga ke depan kami harus memperkuat pemasaran. Kalau kami nanti menjadi semacam Bulog-nya ikan, semakin banyak menyerap, maka secara linier pemasarannya harus progresif,” kata Usman.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli sempat mencuatkan pembentukan lembaga stabilisator harga ikan untuk menjaga harga komoditas tersebut stabil sepanjang tahun sehingga mampu mengerek sedikitnya 2,6 juta nelayan dan 16 juta pekerja sektor lain yang terkait sektor ini.

“Pemerintah sudah bersikap keras pada nelayan-nelayan besar yang melakukan illegal fishing sehingga sekarang jumlah ikan tangkapan yang dekat pantai meningkat. Sekarang yang kita pikirkan adalah agar harganya bagus. Saya pertimbangkan agar kita punya lembaga stabilisasi harga ikan agar harganya saat panen tidak turun,” kata Rizal beberapa waktu lalu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper