Bisnis.com, JAKARTA – Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) Nazir Foead berharap pemerintah Amerika Serikat dapat mewujudkan komitmen bantuan dana US$17 juta untuk restorasi lahan gambut rusak di Provinsi Jambi.
“Semoga segera bisa direalisasikan dalam waktu dekat,” kata Nazir kepada Bisnis.com via pesan singkat, Senin (1/2/2016).
Menurut Nazir, BRG memang akan menggalang bantuan asing dalam rangka pemulihan 2 juta hektare (ha) lahan gambut rusak selama 2016-2020. Beberapa penjajakan kerja sama telah dilakukan a.l. dengan Inggris, Jerman, Jepang, dan Australia.
Duta Besar AS untuk Indonesia Robert O. Blake mengatakan bantuan US$17 juta menandai komitmen negeri adidaya tersebut dalam mendukung upaya Indonesia memulihkan lahan gambut yang rusak. Bantuan akan diberikan melalui Badan Pembangunan Internasional AS (USAID).
“Kami juga siap bekerja sama dengan Badan Restorasi Gambut Indonesia,” katanya.
Selain dana restorasi, Robert mengungkapkan pemerintah AS juga menyiapkan US$13 juta untuk membangun pembangkit listrik tenaga biogas berkapasitas 3 MW di Provinsi Riau. Pembangkit listrik itu akan berdiri di tiga pabrik pengolahan kepala sawit.
“Ini adalah komitmen kami untuk mendukung pengendalian perubahan iklim di Indonesia.”
BRG dibentuk berdasarkan Perpres No. 1/2016 tentang Badan Restorasi Gambut yang ditandatangani Presiden Joko Widodo pada 6 Januari 2016. BRG diserahi tanggung jawab memulihkan 2 juta ha lahan gambut hingga 2020. Jumlah itu 10% dari luas kesatuan hidrologis gambut nasional.
Pada tahap awal, otoritas tersebut akan mengerjakan restorasi di empat kabupaten yang memiliki dampak terparah kerusakan gambut. Empat daerah itu adalah Kabupaten Kepulauan Meranti, Propinsi Riau; Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Musi Banyuasin di Sumatera Selatan; serta Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah.