Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Beras/JIBI-Dedi Gunawan
Beras/JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, MALANG - Pemkab Malang, Jawa Timur, menargetkan produksi beras pada tahun ini tetap bisa surplus beras sebesar 75.000 ton meski tantangannya berat, yakni ketidakpastian iklim.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Malang Tomie Herawanto mengatakan curah hujan volumenya tidak besar sehingga pasokan air ke sawah melalui irigasi tersier menjadi tidak optimal sehingga berdampak produksi padi bisa terganggu, menurun.

“Di sisi lain, kami tetap ditargetkan untuk dapat meningkatkan produksi padi oleh pemerintah pusat,” katanya, Rabu (27/1/2016).

Perkiraan Badan Meteorologi dan Geofisika, pengurangan air hujan mencapai 20% bila dibandingkan musim penghujan tahun lalu. Kondisi tersebut jelas berpengaruh pada produksi padi.

Karena itulah, pihaknya mengandalkan pada penanaman padi di lahan tadah hujan. Potensi lahan tadah hujan di Kab. Malang yang bisa dikonversi tanaman padi seluas 18.000 hektare.

Namun untuk tahun ini, luasan lahan tadah hujan yang bisa dikonversi menjadi tanaman padi diperkirakan hanya sekitar 8.000 hektare.

Banyak tantangan konversi lahan tadah hujan untuk ditanami padi. Yang utama, membaiknya harga gula sehingga petani lebih senang menanami dengan tebu.

Karena itulah, harus ada insentif bagi petani agar lebih senang menanam padi bila dibandingkan komoditas.

Insentif dimaksud seperti bantuan benih dan pupuk. “Ini yang kami tagih pada pemerintah pusat,” ujarnya.

Intinya, pemerintah harus memberikan insentif agar petani lebih senang menanam padi daripada komoditas dengan iming-iming harga beras yang baik serti bantuan sarana produksi seperti bibit dan pupuk.

Pemerintah sudah menjanjikan bantuan pupuk untuk tanaman padi di lahan tadah hujan sebanyak 10.000 kuintal, sedangkan untuk alokasi pupuk bersubsidi mencapai 450.000 ton.

Pupuk sebesar itu masih jauh dari kebutuhan ideal yang sebesar 600.000 ton sehingga kekurangannya diharapkan dapat dipenuhi petani dengan pupuk organik sehingga dapat diterapkan pemupukan secara berimbang.

Dari luasan panen, kata dia, pemerintah pusat mengharapkan dapat mencapai 70.000 hektare, dari total areal lahan persawahan teknis yang mencapai 40.000 hektare.

Dengan target-target tersebut, maka pemerintah harus konsisten dalam memberikan bantuan sarana produksi ke petani seperti pupuk dan bibit. Bantuan lain berupa hand tractor,perbaikan irigasi tersier, dan lainnya.

Jika pemerintah konsisten membantu sarana produksi pertanian, maka pihaknya optimistis target surplus 75.000 ton dapat dipenuhi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Choirul Anam
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper