Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Serap 1,8 Juta Tenaga Kerja, Pemerintah Harus Dorong Industri Manufaktur

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menilai pemerintah harus mendorong pertumbuhan industri manufaktur pada kisaran 5,3%-5,4% atau di atas target pertumbuhan ekonomi nasional apabila ingin penyerapan tenaga kerja mencapai sekitar 1,8 juta.
Manufaktur/Reuters
Manufaktur/Reuters
Bisnis.com, JAKARTA--Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menilai pemerintah harus mendorong pertumbuhan industri manufaktur pada kisaran 5,3%-5,4% atau di atas target pertumbuhan ekonomi nasional apabila ingin penyerapan tenaga kerja mencapai sekitar 1,8 juta.
 
Penyerapan tenaga kerja berkisar 200.000 orang per 1% pertumbuhan ekonomi pada tahun lalu, imbuhnya, disebabkan sektor yang tumbuh di atas 8% hanya jasa sehingga kedap penyerapan.
 
5,3% itu asumsinya kalau lebih banyak industri yang padat karya, ucapnya, di Jakarta, Selasa (26/1/2016).
 
Menurutnya, apabila pemerintah lebih banyak menggelontorkan insentif dalam bentuk modal diperlukan penambahan target pertumbuhan industri manufaktur yaitu di level 5,5%.
 
Sementara itu, tingkat produktivitas tenaga kerja Indonesia, paparnya, tidak semata karena rendahnya kualitas sumber daya manusia. Dia mengatakan teknologi juga menjadi faktor pemicu rendahnya produktivitas pekerja.
 
Produktivitas tenaga kerja tidak semata hanya persoalan kualitas SDM. Tetapi teknik produksinya, IT, kalau teknologi kita masih rendah itu kan mempengaruhi produksi, katanya.
 
Asumsi dasar makro pada APBN 2016 mematok pertumbuhan ekonomi mencapai 5,3% sehingga tenaga kerja yang terserap diproyeksikan sebanyak 1,8 juta orang atau elastisitas penyerapan tenaga kerja 300.000 orang per 1% pertumbuhan ekonomi.
 
Tahun ini, indikasi tentang penduduk usia kerja yang termasuk dalam kelompok pengangguran ditargetkan pada kisaran 5,2%-5,5%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper