Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asosiasi Logistik dan Forwarder Dukung Pemerintah Turunkan Harga BBM

Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki N Hanafi mendukung penurunan harga BBM.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki N Hanafi mendukung penurunan harga BBM.

Dukungan diberikan mengingat penurunan harga bbm menjadi momentum bagi pemerintah yang harus diperkuat karena akan berdampak kepada pertumbuhan ekonomi.

"Biaya BBM yang sesuai akan memacu sektor industri dan investasi di Indonesia. Tetapi bukan BBM saja yang diturunkan, produk lainnya, produk suku cadang dan oli juga harus diturunkan," ungkapnya.

Yukki berpendapat, usulan penurunan harga BBM lagi tentunya akan memacu daya beli masyarakat. Dia pun meyakini pergerakkan barang akan lebih meningkat seiring perbaikan ekonomi.

"Pada akhirnya kegiatan logistik akan lebih cepat diperbaiki," sambung Yukki.

Dia pun menyarankan pemerintah untuk melakukan kajian kembali jika ingin menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM).

Menurutnya, saat ini BBM di dunia mengalami penurunan, sehingga sangat wajar jika pelaku usaha meminta pemerintah dapat menurunkan harganya.

"Wajar kalau kami, pelaku usaha, meminta pemerintah untuk dapat menurunkan kembali, khususnya yang berkaitan dengan logistik adalah harga solar," tambahnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Bidang Angkutan Distribusi dan Logistik Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Kyatmaja Lookman mengeluhkan penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) tidak memberi dampak signifikan terhadap industri transportasi dan logistik karena tak diikuti penurunan harga suku cadang.

Dia pun mengatakan, mekanisme rantai pengiriman barang, baik melalui darat, laut, atau udara, terkena imbas dengan harga konsumen yang masih tinggi.

Menurut Kyatmaja kondisi itu tak lepas dari faktor inflasi yang tak berhasil ditangani secara baik.

Kyatmaja menilai pemerintah haruslah menjaga agar purchasing power parity (PPP) tetap tinggi sehingga tidak mengganggu daya beli.

"Inflasi tinggi adalah kendala di semua ekonomi, ketika ada inflasi maka tiap tahunnya pasti naik, bahkan di 2015 di keadaan ekonomi buruk Indonesia masih mengalami inflasi 3,35%, dan dengan turunnya harga BBM tidak serta merta akan melenyapkan inflasi, dan purchasing power parity kita lemah," kata Kyatmaja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper