Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia pada survei di pekan ketiga Januari mencatat inflasi masih konsisten di kisaran 0,75%.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan sumber pangan atau volatile food masih menjadi pendorong utama laju inflasi.
Sebelumnya, pada survei yang dilakukan Bank Indonesia di pekan pertama Januari 2016 menunjukkan inflasi masih tinggi dan berada pada kisaran 0,73%.
"Kalau terkait inflasi, sampai minggu ketiga kita sudah ikuti ternyata berdarkan survei yang kita lakukan di Januari ada di 0,75%. Konsisten dengan minggu pertama dan kedua. Cukup tinggi," katanya, di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2016).
Produk-produk hortikultura seperti cabai merah dan bawang merah menjadi pemicu tingginya inflasi sehingga perlu menjaga harga. Selain itu, telur ayam dan daging ayam juga masih tertekan.
"Kita masih melihat sumbernya di bahan pangan terkait dengan hortikultura, bumbu-bumbuan seperti cabai merah dan bawang merah. Tapi untuk daging ayam dan telur ayam jadi tekanan," ucapnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan inflasi Desember 2015 mencapai 0,96% (month on month) dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 122,00 dengan kenaikan tertinggi terjadi di Merauke yakni sebesar 2,89% dan terendah Cirebon yang mencapai 0,27%.
Kenaikan harga terjadi pada semua kelompok pengeluaran yakni kelompok bahan makanan 3,20%, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,50%, kelompok perumahan air, listrik, gas dan bahan bakar 0,40%, sandang 0,09%, kesehatan 0,24%, pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,06% serta transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,45%.