Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Paket Kebijakan Ekonomi VIII: Pemerintah Sebaiknya Bangun Kilang Minyak Sour

Pelaku industri petrokimia meminta dalam implementasi paket kebijakan ekonomi jilid VIII tentang percepatan pembangunan kilang bahan bakar minyak, pemerintah membangun kilang dengan spesifikasi sour crude oil.
Petugas keamanan berjaga di kawasan Kilang Minyak V Pertamina Balikpapan di Kalimantan Timur, Kamis (2/7)./Antara-Widodo S. Jusuf
Petugas keamanan berjaga di kawasan Kilang Minyak V Pertamina Balikpapan di Kalimantan Timur, Kamis (2/7)./Antara-Widodo S. Jusuf

Bisnis.com, JAKARTA—Pelaku industri petrokimia meminta dalam implementasi paket kebijakan ekonomi jilid VIII tentang percepatan pembangunan kilang bahan bakar minyak, pemerintah membangun kilang dengan spesifikasi sour crude oil.

Budi Susanto Sadiman, Wakil Ketua Umum Pengembangan Bisnis Asosiasi Industri Aromatik, Olefin, dan Plastik (Inaplas), mengatakan dengan spesifikasi sour crude oil pasokan minyak mentah dapat diambil dari negara timur tengah.

“BBM dan petrokimia itu sama-sama berasal dari minyak bumi. Jangankan untuk petrokimia, memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri saja masih kurang. Apalagi dengan harga minyak mentah yang di bawah US$35 per barel, ongkos kilang semakin tinggi,” tuturnya kepada Bisnis.com, Rabu (13/1/2016).

Jika pemerintah membangun kilang sour crude oil, lanjutnya, di mana minyak mentah bisa didapatkan dari berbagai negara penghasil, pasokan untuk industri petrokimia akan lebih terjamin, mengingat dari setiap kilang yang dibangun 20% diubah menjadi produk non BBM, seperti petrokimia.

Muhammad Khayam, Direktur Industri Kimia Dasar Kementerian Perindustrian, mengatakan jenis kilang minyak yang ada di Indonesia hingga saat ini untuk sweet crude oil yang dihasilkan oleh sumur-sumur minyak dalam negeri.

“Kilang terakhir yang dibangun oleh Pertamina itu di Balongan pada 1994. Ketika itu cadangan minyak kita masih ada, sehingga kilang yang dibangun adalah sweet crude oil, kini setelah habis, kita tidak bisa mengolah sour crude oil yang dihasilkan oleh negara timur tengah,” tuturnya.

Dengan membangun kilang sour crude oil, lanjutnya, minyak mentah yang didatangkan dari timur tengah dapat lebih murah ketimbang minyak mentah yang dihasilkan sumur di dalam negeri. Selain itu, pilihan pemasok minyak mentah menjadi lebih beragam.

Sesuai dengan hukum bisnis, di mana setiap kilang minyak maksimum menghasilkan 20% produk non kilang seperti petrokimia, internal rate of return (IRR) atau indikator tingkat efisiensi suatu investasi semakin tinggi. Pasalnya, margin dari 20% produk petrokimia ini mampu menutupi operasional produksi bahan bakar minyak.

Melalui paket kebijakan ekonomi jilid VIII, lanjutnya, dari rencana awal akan membangun empat unit kilang baru, Pertamina diperkirakan hanya merealisasikan dua unit terlebih dahulu. Untuk mengamankan pasokan BBM dalam negeri, kilang-kilang lama akan dioptimalisasi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper