Bisnis.com, JAKARTA- Tepat di seberang Kantor Gubernur Kalimantan Timur, berdiri kokoh patung tiga ekor pesut Mahakam. Monumen yang diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 2 Agustus 1986 itu bertujuan untuk memperkenalkan satwa langka yang menjadi maskot Kota Samarinda.
Pesut Mahakam. Ikan lumbalumba air tawar yang banyak terdapat di Sungai Mahakam, Kalimantan Timur itu bermoncong pendek dan berdahi bulat, dengan warna kelabu kebiru-biruan pada badan sebelah atas dan pada badan bagian sebelah bawah berwarna lebih muda.
Sayangnya, setelah dua dekade berlalu, monumen itu tak mampu menyelamatkan nasib pesut Mahakam dari ancaman kepunahan. Sejak awal 2000-an, populasi mamalia unik tersebut tidak pernah bertambah, bahkan cenderung merosot.
Danielle Kreb, seorang peneliti Yayasan Konservasi Rare Aquatic Species of Indonesia (RASI), menyebutnya sebagai mamalia air paling langka di dunia.
“Hasil penelitian kami pada 2014, menunjukkan populasi pesut Mahakam tinggal 86 ekor,” katanya kepada Bisnis.
Pesut Mahakam (orcaella brevirostris) merupakan subspecies lumba-lumba yang hidup di sungaisungai negara tropis. Di dunia, keberadaan mamalia ini hanya terdapat di tiga lokasi yaitu Sungai Mekong Vietnam, Sungai Irawady Myanmar, dan Sungai Mahakam.
Namun, penelitian terbaru menunjukkan pesut Mahakam memiliki DNA yang berbeda dengan pesut air tawar lainnya. Kreb menuturkan maskot Kaltim tersebut merupakan spesies yang sama sekali berbeda dengan pesut di Sungai Mekong maupun Irawady. Hal itu pula yang memunculkan wacana untuk mengubah nama ilmiah satwa tersebut menjadi orcaella mahakamensis.
Pesut Mahakam memiliki ciri khas yang mudah dikenali. Kepalanya bulat dengan kulit berwarna abu-abu. Selain di batang Sungai Mahakam, pesut juga bisa ditemukan di anak-anak sungainya seperti Kedang Kepala, Kedang Rantau.