Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyek Trans Sumatera, Hutama Karya Gunakan Teknologi Khusus

Untuk mempercepat pembangunan jalan tol di Sumatera, Hutama Karya menggunakan teknologi khusus dalam proses pengerjaannya.
Pekerja mempersiapkan sejumlah peralatan saat mengerjakan awal proyek jalan tol Palembang - Indralaya (Palindra) di Desa Ibul Kecamatan Pemulutan Kab Ogan Ilir (OI), Sumsel. Selasa (28/7). Dibutuhkan lahan sekitar 302 hektare untuk pembangunan jalan tol Palembang - Indralaya sepanjang 22 km yang ditargetkan selesai pada 2018. /ANTARA
Pekerja mempersiapkan sejumlah peralatan saat mengerjakan awal proyek jalan tol Palembang - Indralaya (Palindra) di Desa Ibul Kecamatan Pemulutan Kab Ogan Ilir (OI), Sumsel. Selasa (28/7). Dibutuhkan lahan sekitar 302 hektare untuk pembangunan jalan tol Palembang - Indralaya sepanjang 22 km yang ditargetkan selesai pada 2018. /ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA -- Untuk menunjang percepatan pembangunan jalan tol di Sumatera, Hutama Karya menggunakan teknologi khusus dalam pengerjaannya, yakni vakum untuk memadatkan tanah, karena sebagian besar tanahnya berupa rawa-rawa.

“Ruas Palembang—Simpang Indralaya ini paling cepat proses pembebasan tanahnya karena tanah rawa. Pengerjaannya juga cepat karena menggunakan teknologi vakum,” jelas Direktur Operasional PT Hutama Karya (Persero) Bambang Pramusinto kepada Bisnis.com, Jakarta, Jumat (8/1/2016).

Pengerjaan proyek ini tidak seperti dulu menggunakan teknologi preloading yang dapat menghabiskan waktu 1 tahun untuk memadatkan tanah. Kalau sekarang 3—4 bulan tanah sudah menurun 1—2 meter. Jadi, selama jalan tol dioperasikan nanti, diharapkan hanya 5% penurunannya.

Menurutnya, proyek jalan tol terhambat di proses pembebasan lahan, seperti di ruas Bakauheni—Terbanggi Besar. Pembebasan tanah yang dimulai sejak 2015 masih terbilang lambat. Dari 36 km yang menjadi target pembebasan lahan pada 2015, baru 25 km yang terbebaskan, sehingga sisa lahan yang belum terbebaskan menjadi program Kementerian PUPR pada awal tahun 2016.

Adapun empat ruas tambahan belum dilakukan pembebasan lahan selama 2015 dan baru dilakukan penetapan lokasi. Sehingga, semuanya ditargetkan selesai pada 2019.

Pembangunan Trans Sumatera menjadi perhatian di era pemerintahan Presiden Joko Widodo, khusunya jalur Bakauheni—Terbanggi Besar—Kayu Agung kemudian dapat disambungkan dengan Kayu Agung—Palembang sangat krusial, terutama untuk konektivitas jalur ekonomi Jawa-Sumatera.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper