Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Danantara Investasi Pabrik CA-EDC Chandra Asri, Bakal Untung?

Masuknya Danantara dan INA ke proyek pabrik Chlor Alkali – Ethylene Dichloride (CA-EDC) milik PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) dinilai prospektif.
Pekerja beraktivitas di depan logo PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) di Cilegon, Banten./Bisnis-Eusebio Chrysnamurti
Pekerja beraktivitas di depan logo PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) di Cilegon, Banten./Bisnis-Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Masuknya Danantara dan Indonesia Investment Authority (INA) ke proyek pabrik Chlor Alkali – Ethylene Dichloride (CA-EDC) milik PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) dinilai prospektif untuk mendukung sektor kimia nasional. 

Pengamat BUMN dari NEXT Indonesia Herry Gunawan mengatakan proyek strategis nasional (PSN) tersebut sangat prospektif lantaran kebutuhan bahan kimia di Indonesia masih didominasi impor. 

“Menurut saya CA-EDC proyek menarik, dan berpotensi menguntungkan bagi Danantara. Di antara produk lain yang dihasilkan dari proyek itu adalah bahan baku untuk ekosistem kendaraan listrik yang dalam beberapa tahun ke depan akan terus berkembang di Indonesia, bahkan ekspor,” kata Herry kepada Bisnis, Rabu (18/6/2025). 

Tak hanya itu, menurut dia, sektor kimia adalah proyek masa depan. Pasalnya, berbagai produk yang dihasilkan digunakan oleh hampir seluruh aspek kehidupan masyarakat. 

Untuk itu, Herry mendorong Danantara mesti menjadikan proyek-proyek yang berorientasi masa depan seperti sektor kimia, maupun EBT sebagai prioritas. Dia pun mewanti-wanti Danantara untuk tidak masuk ke industri sunset. 

“Dan jangan lupa dua hal penting, implikasi terhadap penyerapan tenaga kerja serta kontribusinya pada ekonomi nasional, bukan sekadar keuntungan Danantara sebagai entitas bisnis,” ujarnya. 

Di sisi lain, dia juga mengingatkan bahwa Danantara memiliki tugas penting yakni menggandakan kapasitas modal untuk mendukung investasi di dalam negeri agar ekonomi kita terdongkrak.

“Tentu harus menguntungkan, apalagi mengingat BUMN sesuai dengam UU yang baru menjadi lembaga privat,” imbuhnya. 

Ke depannya, Herry mendorong Danantara untuk ikut berinvestasi ke proyek yang mampu menarik investor swasta, baik asing mau domestik. Dengan demikian akan meningkatkan investasi di dalam negeri, yang pada akhirnya mendukung perekonomian nasional. 

Selain itu, proyek-proyek Danantara juga harus menyerap tenaga kerja besar, karena itu masuk di sektor pengolahan menjadi penting. 

“Saat ini, kontribusi investasi terhadap PDB sekitar 28-29%. Danantara harus mampu jadi akselarator agar menjadi di atas 30% per tahun, kemudian terus naik jadi 40% agar target ekonomi tumbuh 8% bisa tercapai,” tuturnya. 

Untuk diketahui, Danantara dan INA akan berinvestasi yang akan dikucurkan bersama diperkirakan mencapai US$800 juta atau setara Rp13 triliun. Kemitraan tersebut bertujuan untuk memperkuat kapasitas produksi soda kaustik dan Ethylene Dichloride di dalam negeri. 

Kedua produk tersebut merupakan bahan baku penting bagi berbagai industri hilir termasuk pengolahan nikel yang akan mendorong kemandirian industri hilir dan memperkuat sektor manufaktur nasional. 

Pabrik CA-EDC akan dikelola oleh PT Chandra Asri Alkali (CAA), anak perusahaan Chandra Asri Group. Saat ini, proyek berada pada fase pertama yang mencakup pembangunan pabrik CA-EDC dengan kapasitas produksi sebesar 400.000 ton soda kaustik padat per tahun (setara dengan 827.000 ton dalam bentuk cair) dan 500.000 ton Ethylene Dichloride. 

Proyek ini bertujuan mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor kedua bahan tersebut, sehingga mendorong kemandirian dalam produksi nasional serta memperkuat proses hilirisasi industri.

Fase kedua dari pengembangan proyek ini akandifokuskan pada peningkatan kapasitas produksi Chlor-Alkali serta pengembangan produk turunan dari klorin yang akan meningkatkan efisiensi operasional dan sinergi dalam rantai nilai.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper