Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mitra Kerinci Klaim Produksi Daun Teh Segar Capai 17 Juta Kg/Tahun

PT Mitra Kerinci mencatatkan rerata produksi daun teh segar mencapai 17 juta kilogram per tahun, dan kemudian diolah menjadi 5,5 juta kilogram teh untuk kebutuhan pasar dalam negeri dan ekspor.
Pekerja memetik pucuk daun teh menggunakan mesin petik. /Antara-Wahdi Septiawan
Pekerja memetik pucuk daun teh menggunakan mesin petik. /Antara-Wahdi Septiawan

Bisnis.com,PADANG—PT Mitra Kerinci mencatatkan rerata produksi  daun teh segar mencapai 17 juta kilogram per tahun, dan kemudian diolah menjadi 5,5 juta kilogram teh untuk kebutuhan pasar dalam negeri dan ekspor.

Direktur Mitra Kerinci Yosdian Adi Pramono menyebutkan  untuk 2015 perolehan pucuk basah perusahaan mencapai 18.874 ton dengan tingkat produksi sebesar 3,69 ton per hektare atau meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 16.293 ton.

“Tahun lalu perolehan pucuk basah mencapai 18.874 ton, dengan tingkat produksi 3,69 ton per hektare. Ini tertinggi di grup RNI,” katanya, Rabu (6/1/2016).

Adapun, tahun ini perseroan menargetkan peningkatan kapasitas produksi mencapai 80 ton per hari dari sebelumnya yang hanya 60 ton per hari.

Peningkatan itu, imbuhnya, ditujukan untuk memenuhi permintaan pasar serta memperluas jangkauan pasar domestik dan memperkuat basis ekspor di negara tradisional seperti Taiwan, Maroko, dan negara lainnya.

Yosdian menargetkan produk teh hijau perseroan yang berasal dari Bukit Liki di Kabupaten Solok Selatan, Sumatra Barat itu menjadi produk teh unggulan Indonesia di pasar global, terutama pasar Asean mengingat sudah diberlakukannya Asean Economic Community (AEC).

“Kami tingkatkan kapasitas pengolahan, karena permintaan pasar juga meningkat. Targetnya produk kami [Teh Liki] menjadi ikon teh terbaik asal Indonesia,” katanya.

Dia mengatakan dengan meningkatkan kapasitas pengolahan menjadi 80 ton per hari, maka Mitra Kerinci menjadi perusahan dengan kasapitas pengolahan teh hijau terbesar se Asia Tenggara.

Menurutnya, potensi pasar teh di regional Asean sangat menjanjikan, apalagi Indonesia memiliki perkebunan teh dengan kualitas bagus karena berada di perbukitan dengan suhu dan kecukupan sinar matahari.

“Kualitas teh kita bagus, kenapa tidak dimanfaatkan dengan baik, terutama untuk pasar domestik dan ekspor,” ujarnya.

Yosdian berharap Teh Hijau Liki bisa mewakili produk Indonesia di luar negeri seperti teh Ceylon asal India dan teh Assam asal Sri Lanka.

Adapun, anak usaha PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) itu mengelola lahan seluas 2.025 hektare di kaki Gunung Kerinci, tepatnya di Bukit Liki, Sangir sekitar perbatasan Sumatra Barat dan Jambi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Heri Faisal
Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper