Bisnis.com, JAKARTA— Perusahaan konsultan properti, PT Cushman & Wakefield Indonesia memproyeksikan penurunan peluncuran proyek baru kondominium sejak awal 2015 dapat berlanjut sampai 2016.
Sepanjang tahun 2015, performa keseluruhan pasar kondominium mengalami sedikit perlambatan. Perlambatan ekonomi Indonesia membuat para pembeli mengambil sikap “wait-and-see” sampai keadaan dianggap membaik.
Dalam menanggapi rendahnya permintaan, developer-developer menawarkan berbagai insentif seperti cara pembayaran yang lebih mudah ditambah dengan diskon yang atraktif dan juga bonus yang menarik.
Kondominium kelas menengah terus mendominasi keseluruhan transaksi penjualan proyek mendatang dan terbangun, dan berkontribusi lebih dari 50% dari total penjualan di tahun 2015.
Penawaran proyek mendatang baru di pinggiran Jakarta juga mendominasi dan total unit pasokan di Tangerang, Bekasi, Bogor, dan Depok telah melebihi pasokan di Jakarta.
“Tahun depan, tingkat pra-penjualan diprediksikan akan turun ke level 60,2%. Penyerapan proyek mendatang masih dalam kondisi yang sehat meskipun tidak sekuat tahun 2014. Meskipun pasar masih diperkirakan akan turun di tahun 2016, namun tren harga kondominium akan terus naik pada tingkat pertumbuhan yang lebih lambat,” tulis C&W dalam laporan kajian pasar properti 2015 dan proyeksi 2016 yang dikutip Senin (4/1/2016).
Tingginya harga rumah tapak di Jakarta mulai merubah perspektif pembeli terhadap pengembangan kondominium.
Di tahun 2016, banyak developer yang akan memanfaatkan kesempatan ini dengan menawarkan proyek apartemen yang lebih terjangkau di area Jabodetabek, yang memiliki akses bagus ke angkutan umum atau akses langsung ke jalan tol ke CBD Jakarta seperti daerah Depok, Cibubur, Ciracas, Bekasi Barat, dan Cikarang.