Bisnis.com, KAIS, Papua - Provinsi Papua memiliki potensi sebanyak 8 juta ton sagu alami (tumbuh tanpa dirawat petani) per tahun yang belum dimanfaatkan untuk diolah sebagai makanan pokok ataupun tepung.
"Sagu memiliki banyak manfaat selain menjadi makanan pokok, dan delapan juta ton per tahun hilang begitu saja tanpa manfaat yang maksimal," kata Konsultan Bioteknologi dan Agroteknologi Nadirman Haska, di Kais, Papua, Rabu (30/12/2015).
Nadirman menjelaskan sagu alami tersebut berkualitas baik dan dapat diolah menjadi berbagai produk pangan dengan kandungan karbohidrat tinggi.
Nadirman bekerja sama dengan Perum Perhutani untuk membangun salah satu pabrik pengolah sagu secara modern di Papua, karena melihat potensi sagu yang melimpah.
Dengan adanya pabrik pengolah sagu di Kais, ia menjelaskan, dapat memproduksi sebanyak 100 ton tepung sagu per hari.
Sementara itu, Kepala Lembaga Masyarakat Desa Hutan, Efradus Bandi, mengatakan, sangat mengapresiasi langkah Perhutani untuk membangun pabrik sagu di Kais.
"Pabrik ini sudah 95% selesai, dan masyarakat sudah mendapatkan manfaatnya," katanya.
Dengan adanya pabrik sagu tersebut, per gelondongnya akan dipasok kepada pabrik dengan harga Rp9.000, sehingga masyarakat Kais tidak perlu jauh mengirim ke Pasar Sorong yang jaraknya bisa memakan waktu satu minggu sekali jalan dengan menggunakan perahu dayung.
"Sebelum ada pabrik ini, masyarakat mengirim sagu ke Pasar Sorong, dengan harga Rp100.000 per karungnya. Namun, harga tidak konsisten dan jaraknya terlampau jauh, karena untuk pergi dan pulang bisa sampai dua minggu, apalagi bensin motor boat sangat mahal," katanya.
Pabrik Sagu di Kais milik Perhutani akan mulai beroperasi mulai (31/12/2015). Saat ini pabrik hanya menunggu proses peresmian.
Target produksi sebesar 30.000 ton per tahun, namun masa awal percobaan pabrik hanya bisa berjalan 50% dari kemampuan.
Luas pabrik lima hektar dengan luas total daerah sebesar delapan hektar, distribusi pengiriman sebagian besar menggunakan jalur air, yaitu melalui sungai dan laut.
Saat ini pabrik belum memiliki daya listrik dari PLN, hanya menggunakan tenaga diesel untuk beroperasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
7 jam yang lalu
Di Balik Aksi Lo Kheng Hong Borong Puluhan Juta Saham PGAS
11 jam yang lalu