Bisnis.com, JAKARTA--Pemerintah akan mengevaluasi target penerimaan negara pada tahun mendatang, seiring pencapaian penerimaan pajak senilai Rp1.000 triliun per 25 Desember 2015.
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan penerimaan pajak diperoleh dari dunia usaha yang kemajuannya bergantung pada pertumbuhan ekonomi nasional. Kondisi ekonomi yang baik akan menggairahkan dunia usaha sehingga pendapatan pajak bisa melambung.
Terkait target penerimaan pajak 2016 yang berada di angka fantastis, Kalla mengaku optimis dapat mencapai kinerja memuaskan.
Kendati demikian, dia tak menutup kemungkinan untuk mengubah target yang sudah terlanjur tertera dalam UU Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) 2016.
"Kemungkinan naik, kemugkinan turun. Tergantung ekonomi, kita evaluasi setiap saat,"atanya di Kantor Wakil Presiden, Senin(28/12/2015).
Sebelumnya, Realisasi penerimaan pajak berhasil tembus Rp1.000 triliun per 25 Desember 2015, untuk pertama kalinya dalam sejarah Indonesia.
Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonego menjelaskan penerimaan pajak tersebut sudah di atas realisasi penerimaan pajak 2014 setahun penuh sebesar Rp982 triliun.
Pencapaian penerimaan pajak ini pertama kali bagi Indonesia mampu tembus Rp 1.000 triliun, kata Bambang, Minggu (27/12/2015).
Menkeu optimistis realisasi penerimaan pajak masih akan terus bertambah melalui upaya-upaya seperti revaluasi aset perusahaan BUMN, perbankan, dan perusahaan properti; melakukan pendekatan terhadap 50 wajib pajak (WP) besar; pajak dari sektor migas; dan reinventing policy.
Kekurangan penerimaan pajak Rp98 triliun untuk bisa mencapai penerimaan hingga 85% atau Rp1.098 triliun akan dipenuhi dari empat sektor tersebut.
Penerimaan pajak hingga 25 Desember sebesar Rp120 triliun melampaui bulan November yang mencapai Rp104 triliun, ungkapnya.