Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Keuangan mencatat realisasi belanja dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2015 hingga Selasa (22/12/2015) atau 8 hari sisa waktu tahun anggaran, melonjak menjadi 84% dibandingkan capaian pada akhir November lalu yang sebesar 78,1% dari target Rp1.984,1 triliun.
Menurut Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro yang ditemui di Jakarta, Selasa, meskipun belanja negara, terutama belanja Kementerian dan Lembaga terus terakselerasi, defisit anggaran di penghujung tahun tetap terkendali di maksimal 2,7% terhadap produk domestik bruto (PDB).
Untuk menjaga defisit tersebut, pendapatan negara hingga Selasa ini tercatat 76% dari target sebesar Rp1.761,6 triliun atau naik dibanding posisi akhir November lalu sebesar 69%. "Sebesar 2,7% tetap kita kejar," kata Bambang.
Untuk mengimbangi serapan belanja negara yang ditargetkan mencapai 92 persen, lanjut Bambang, aparatur pajak akan mengoptimalkan di sisa penerimaan pada akhir tahun ini, salah satunya dari penerimaan pajak non-migas. Kemenkeu mengincar Rp218,3 triliun selama Desember 2015 ini dari pajak non-migas.
Bambang memprediksi belanja negara, terutama dari belanja kementerian dan lembaga (K/L) masih akan terserap di sisa waktu ini. Belanja K/L menjadi andalan pemerintah di akhir tahun ini untuk mengoptimalkan sisi fiskal bagi perekonomian, mengingat belanja transfer ke daerah dan dana desa sebagian besar sudah direalisasikan.
"Rata-rata serapan belanja Kementerian dan Lembaga hingga saat ini mencapai 80%," kata dia.
Proyeksi Kemenkeu untuk realisasi APBN-P di penghujung tahun adalah pendapatan negara diterima sebesar 86,4% dari target atau Rp1.522,4 triliun, termasuk di dalamnya penerimaan perpajakan sebesar 85,8%. Kemudian, belanja negara tercairkan Rp1.829,7 triliun atau 92,2% dari target.
Dengan begitu defisit anggaran di akhir tahun ditargetkan sebesar 2,70% dari PDB atau Rp307,3 triliun. []