Bisnis.com, JAKARTA -- Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Bambang Gatot Aryono mengatakan kewajiban membangun smelter dapat memberikan manfaat dan nilai tambah yang optimal bagi industri dalam negeri.
"Konsistensi pemerintah dalam menerapkan program hilirisasi melalui kewajiban membangun smelter patut didukung karena akan membawa perubahan mendasar pada manfaat yang akan timbul dalam jangka panjang secara berkesinambungan," kata Gatot dalam Seminar "Indonesia Mining Conference" di salah satu hotel Jakarta, Rabu (16/12/2015).
Implementasi berkesinambungan tersebut dibutuhkan melalui sinergis setiap elemen antara lain, sisi regulasi, investasi, maupun sinkronisasi sektor hulu hilir pada pertambangan.
Kendati demikian, upaya mewujudkan hilirisasi tambang ini tidak harus dibebankan sepenuhnya pada pengusaha. Kerja sama antara pemerintah dan pihak swasta dibutuhkan agar perubahan pola bisnis perusahaan mineral tambang tetap kompetitif sesuai dengan kondisi ekonomi saat ini.
Kewajiban membangun smelter menyebabkan pola bisnis berubah, dari sebelumnya eksplorasi, produksi dan pengangkutan, menjadi, eksplorasi, pengolahan dan pemurnian kemudian baru pengangkutan.
Diketahui, menurut data Kementerian ESDM ada enam fasilitas pengolahan dan pemurnian bijih mineral yang mulai beroperasi 2015. Kemudian tiga smelter beroperasi pada 2016. Ada enam smeter nikel yang sudah beroperasi 2015 dan menurut rencana,2016 akan menyusul tiga smelter.
Kapasitas smelter nikel di tahun 2015 sekitar 524.000 ton dan 767.000 ton di tahun 2016. Smelter bauksit diperkirakan akan beroperasi tahun depan, dengan kapasitas sebesar 4 juta ton per tahun. Secara keseluruhan, saat ini ada 72 smelter yang dalam tahap penyelesaian, terdiri atas smelter nikel (35), bauksit (7), besi (8), zircon (11), timbal dan seng (4) serta kaolin-ziolit (4).
Ini Manfaat Smelter Bagi Industri Nasional
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Bambang Gatot Aryono mengatakan kewajiban membangun smelter dapat memberikan manfaat dan nilai tambah yang optimal bagi industri dalam negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
16 menit yang lalu
Yang Positif dan Negatif dari Kinerja KB Bank Semester I/2024
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
26 menit yang lalu
Arsjad Rasjid Sebut Kadin Bakal Gelar Munas Usai Prabowo Dilantik
41 menit yang lalu
Bahlil Klaim Pipa Gas Trasmisi Cisem II Pakai 100% Produk Lokal
45 menit yang lalu
Industri Tekstil Diterpa Banjir Impor, Kemenperin Ungkap Dampaknya
1 jam yang lalu