Bisnis.com, JAKARTA - Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhappi) menilai pemerintah perlu mengembangkan industri hilir untuk memaksimalkan produk jadi dari produksi Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR). Langkah ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada impor dan meningkatkan nilai tambah produk alumina.
Ketua Umum Perhappi, Rizal Kasli, menyebut bahwa kapasitas produksi SGAR Fase I diprediksi akan mencapai 3.000 ton alumina per hari. Meski produksi ini bisa mengurangi impor alumina, Rizal menekankan pentingnya pengembangan industri hilir agar produk yang dihasilkan mencapai kualitas lebih tinggi dan mendekati bentuk barang jadi.
“Hasil bauksit yang diproduksi saat ini masih berupa produk antara yang harus diolah lagi di smelter milik Inalum di Sumatera Utara. Pemerintah perlu mengembangkan industri hilir untuk menghasilkan produk jadi atau bahan baku yang dibutuhkan industri dalam negeri seperti Al-sheet, rod, bar, plate, dan lainnya,” ujar Rizal saat dihubungi pada Selasa (24/9/2024).
Rizal optimistis bahwa pengembangan industri hilir dapat mengurangi impor bahan baku atau barang jadi yang diperlukan oleh berbagai sektor industri di Indonesia. Namun, ia menekankan bahwa pengembangan ini harus diiringi dengan penerapan peta jalan (roadmap) yang jelas dan efektif agar industri aluminium di Indonesia dapat berkembang lebih pesat.
“Peta jalan yang baik akan mendorong pertumbuhan industri komoditas aluminium di Indonesia,” tambahnya.
Sebelumnya, Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Mempawah Fase I di Kalimantan Barat resmi melakukan injeksi perdana bauksit pada Selasa (24/9/2024). Proyek ini dikelola oleh PT Borneo Alumina Indonesia, perusahaan patungan antara PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dan PT Aneka Tambang Tbk. (Antam).
Baca Juga
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, mengungkapkan bahwa proyek smelter alumina ini sempat tertunda, namun berkat dukungan pemerintah, pembangunan tersebut akhirnya dapat diselesaikan dan siap beroperasi. Erick juga mengapresiasi peran pemerintah dalam memberikan berbagai kemudahan yang memungkinkan proyek ini mencapai target.
“Kami berterima kasih kepada pemerintah yang telah mendorong korporasi ini untuk mendapatkan kemudahan sehingga target penyelesaian proyek bisa tercapai,” ujar Erick dalam peresmian injeksi bauksit perdana SGAR di Mempawah, Kalimantan Barat.