Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengembangan Moda Transportasi, INKA Garap Pertambangan dan Perkebunan

PT Industri Kereta Api (Persero) menyatakan tengah melakukan riset dan pengembangan moda transportasi untuk sektor pertambangan dan perkebunan guna meningkatkan efisiensi produksi.
Proses Pengerjaan Kereta untuk Bangladesh Railway di Workshop PT INKA (Persero)./inka.co.id
Proses Pengerjaan Kereta untuk Bangladesh Railway di Workshop PT INKA (Persero)./inka.co.id

Bisnis.com, BANDUNG—PT Industri Kereta Api (Persero) menyatakan tengah melakukan riset dan pengembangan moda transportasi untuk sektor pertambangan dan perkebunan guna meningkatkan efisiensi produksi.

Yunendar Aryo Handoko, Direktur Komersial dan Teknologi PT INKA, mengatakan perusahaan tengah menyelesaikan prototype moda transportasi tersebut sesuai dengan kebutuhan konsumen di kedua sektor.

“Masih dalam tahap pengembangan, tahun depan kami harap sudah dapat diekspos detilnya. Ini semua kami lakukan sesuai dengan permintaan industri di kedua sektor. Di tengah harga komoditas yang tengah lesu, sektor pertambangan membutuhkan alat transportasi yang efisien,” tuturnya, Jumat (13/12/2015).

Terdapat dua opsi pengembangan alat transportasi di kedua sektor, yakni kereta rel atau cable way. Inovasi ini selain meningkatkan efisiensi sektor industri, juga menjadi peluang INKA masuk ke pasar baru.

Selain tengah membangun prototype alat angkut di kedua sektor industri, INKA juga tengah fokus merealisasikan rencana pembangunan pabrik kereta rel listrik di Gresik dengan nilai investasi sekitar Rp1 triliun dan menggarap tender pengadaan 250 kereta penumpang di Bangladesh.

“Untuk pabrik di Gresik kami menunggu PMN [penyertaan modal negara]. Jika tahun depan tidak diberikan, kami berusaha mencari pendanaan dari pihak lain. Sementara tender kereta di Bangladesh senilai US$110 juta atau setara Rp1,5 triliun,” tuturnya.

Dia mengatakan INKA akan bersaing dengan perusahaan asal China dan India dalam dalam tender di Bangladesh yang dibuka pada Januari 2016. Dalam hal ini, perusahaan optimistis memenangi tender, mengingat mendapatkan fasilitas bebas bea masuk dengan Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) serta pendanaan dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).

“Kemarin kami dapat Rp300 miliar dari LPEI. Komposisi pendapatan INKA dari pasar ekspor hingga saat ini belum mencapai 50%. Jika tahun depan proyek di Bangladesh kami dapatkan, maka porsi ekspor kami bisa mencapai 50%,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper