Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia mendapat kepercayaan sebagai tuan rumah penyelenggaraan kegiatan pelatihan profesional bagi pelaku industri pariwisata dalam mengembangkan, mempromosikan, dan mengelola paket wisata atau pola perjalanan wisata budaya dan sejarah.
Workshop bertajuk Professional Development Training on Guideline For Asean Cultural and Heritage Tourism Travel Pattern dibuka Staf Ahli Menteri Bidang Multikultural Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Hari Untoro Drajat, di Museum Bank Indonesia, Jakarta, pada Jumat (4/12/2015).
Hari Untoro mengatakan negara anggota Asean yang ingin menjadi tujuan wisata tunggal (single destination) perlu mengembangkan wisata budaya dan sejarah sebagai produk unggulan dalam menarik kunjungan wisatawan mancanegara dari dalam ataupub luar Asean.
“Produk wisata budaya dan sejarah tersebut dalam 10 tahun terakhir ini dikembangkan dan berhasil meningkatkan kunjungan wisatawan intra-Asean maupun mancanegara,” kata Hari.
Sebagai contoh, dia menyebutkan wisata budaya dan sejarah yang dikemas dalam Jejak-jejak Peradaban yang melibatkan enam negara yakni Indonesia, Vietnam, Kamboja, Myanmar, Laos, dan Thailand berhasil meningtkan kunjungan wisatawan intra-Asean di masing-masing negara.
“Melalui workshop ini kami berharap kerja sama dalam mengembangkan wisata budaya dan sejarah di Asean semakin berkembang dalam menjadikan Asean sebagai tujuan wisata tunggal yang memiliki beragam objek wisata di antara wisata budaya dan sejarah berkalas dunia,” kata Hari.
Di bidang pariwisata di tingkat Asean, Indonesia telah menyusun laporan akademis tentang pola perjalanan wisata warisan budaya dan telah dijadikan sebagai bahan acuan bagi Asean Cultural Heritage Sub-working Group.
Sebagai kelanjutannya digelar berbagai kegiatan pelatihan antara lain Asean Workshop Culture Heritage Travel Pattern di Bali pada Agustus 2015 serta workshop tersebut.
Kegiatan ini diharapkan menjadi rekomendasi untuk mengembangkan, mempromosikan, mengelola paket wisata/pola perjalanan wisata budaya dan sejarah.