Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Krisis Listrik di Riau Rugikan Pengusaha Agen Perjalanan

Sebagai perusahaan yang menawarkan jasa tiket perjalanan kepada konsumennya sangat terpukul akibat krisis listrik yang terjadi di Riau sejak beberapa waktu terakhir.
Krisis listrik/Ilustrasi
Krisis listrik/Ilustrasi

Bisnis.com, PEKANBARU - Sejumlah perusahaan yang menawarkan jasa tiket perjalanan kepada konsumennya sangat terpukul akibat krisis listrik yang terjadi di Riau sejak beberapa waktu terakhir.

“Kondisi ini jelas merugikan. Kegiatan kami di perusahaan agen perjalanan sangat bergantung pada listrik dan jaringan internet, dan tentu saja operasional kami terganggu karena krisis listrik ini,” kata Ketua Association of The Indonesian Tour and Travel Agencies (Asita) Riau Ibnu Mas’ud kepada Bisnis, Senin (30/11/2015).

Ibnu mengatakan pihaknya harus merogoh kocek untuk membeli mesin generator set (genset) dan tentunya bahan bakar guna mengoperasikan mesin itu sebagai listrik pengganti saat terjadi pemadaman bergilir oleh PLN.

Tentu kondisi krisis listrik semacam ini sangat tidak diharapkan kalangan pengusaha, terutama yang menawarkan jasa seperti perusahaan travel tersebut.

Pihaknya mengharapkan ada solusi konkret dari pemerintah dan PLN untuk dapat menyelesaikan masalah krisis listrik yang sudah sangat berpengaruh pada pekerjaan itu.

“Kami menilai sudah saatnya praktik monopoli pengelolaan dan distribusi listrik satu-satunya ke masyarakat oleh PLN ini diakhiri, diubah,” katanya.

Ketua Dewan Pimpinan Provinsi Asosiasi Pengusaha Indonesia (DPP Apindo) Riau Wijatmoko Rah Trisno mengatakan tidak ada sektor industri yang dapat hidup dan berkembang baik tanpa dukungan dan ketersediaan energi listrik secara memadai.

“Listrik menjadi faktor utama dalam keberlangsungan industri di suatu daerah. Kalau memang pemerintah berkomitmen mendorong pertumbuhan industri, pasokan listrik harus dicukupi jangan seperti sekarang,” katanya.

Pengusaha, kata Wijatmoko, tidak mau direpotkan dengan pengadaan energi listrik yang akan memakan biaya investasi besar dari segi bahan bakar, pengelolaan, hingga biaya tenaga kerja selama operasional pembangkit listrik.

Bila pengusaha juga harus memikirkan hal itu, tentu saja membuat pihaknya tidak fokus dalam mengembangkan bisnis yang telah disiapkan.

Bahkan bila kondisi krisis ini tidak terselesaikan, pengusaha akan menjadi korban karena pelayanan jasa yang ditawarkan menjadi tidak maksimal sehingga perusahaan tersebut akan ditinggalkan konsumennya.

Sebelumnya PT PLN (Persero) Wilayah Riau dan Kepulauan Riau menyebutkan Provinsi Riau saat ini mengalami defisit listrik sebesar 80 megawatt dan untuk memenuhi kebutuhan itu PLN mendapatkan pasokan listrik dari pembangkit wilayah Sumatra Selatan dan Sumatra Utara.

Manajer SDM dan Umum PLN WRKR Dwi Suryo Abdullah mengatakan saat ini pembangkit listrik yang ada di wilayahnya hanya mampu menghasilkan energi sebesar 316 megawatt.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arif Gunawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper