Bisnis.com, JAKARTA -- Lonjakan populasi penduduk dunia jika disikapi dengan tepat dan bersama-sama, dapat menjadi sebuah kesempatan bagi Indonesia untuk mendorong sektor pangan semakin berkelanjutan sehingga mampu memenuhi kebutuhan dunia yang turut melonjak.
"Pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara bertumpu pada sektor pertanian dan perkebunan. Dengan jumlah penduduk yang besar, kebutuhan pangan dunia yang terus meningkat, yang diikuti tantangan perubahan iklim, sektor tersebut hanya dapat tumbuh berkelanjutan melalui sinergi yang kuat antar seluruh pemangku kepentingan," ujar CEO Sinar Mas Agribusiness & Foods, Franky O. Widjaja dalam Seminar Nasional "Agri-Food Complex: A Catalyst for More Sustainable and Inclusive Growth" di Jakarta, Minggu (22/11/2015).
Menurutnya, sinergi yang dapat dilakukan adalah melalui Partnership for Indonesia's Sustainable Agriculture atau PISAgro yang telah diinisiasi dalam New Vision for Agriculture dari World Economic Forum tahun 2010.
"Untuk mengembangkan kemitraan pada tingkat negara guna menjawab isu ketahanan pangan, kami telah bekerja sama sejak 2011," ungkap Franky yang juga menjabat sebagai Co-Chair PISAgro.
Saat ini, melalui 11 kelompok kerja yang membangun kemitraan dengan 83.000 petani di atas lahan seluas 68.000 hektar, PISAgro melibatkan 23 perusahaan.
World Economic Forum menilai positif pencapaian PISAgro sehingga menjadikannya sebagai acuan bagi negara di Asia lainnya dengan inisiatif sejenis.
Melalui Visi Baru bagi Pertanian Berkelanjutan, PISAgro berupaya meningkatkan produktivitas pertanian Indonesia sebesar 20%, meningkatkan pendapatan petani sebesar 20%, dan menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 20% dalam setiap dekade.
"Sekiranya mendapat dukungan berbagai pihak, khususnya pemerintah, kami memperkirakan kemitraan strategis ini dalam waktu 3-4 tahun, produktivitas 1 juta petani dapat ditingkatkan," pungkasnya.