Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hilirisasi Kertas Butuh Kawasan Khusus

Pelaku industri grafika menilai bahwa untuk mengoptimalkan hilirisasi kertas, pemerintah perlu memfasilitasi adanya kawasan industri khusus bagi industri grafika untuk meningkatkan daya saing.
Pohon Akasia jenis crassicarpa dipanen dan dilebur menjadi pulp untuk diolah menjadi kertas di pabrik pengolahan PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP). /Bisnis-Lahyanto Nadie
Pohon Akasia jenis crassicarpa dipanen dan dilebur menjadi pulp untuk diolah menjadi kertas di pabrik pengolahan PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP). /Bisnis-Lahyanto Nadie

Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku industri grafika menilai bahwa untuk mengoptimalkan hilirisasi kertas, pemerintah perlu memfasilitasi adanya kawasan industri khusus bagi industri grafika untuk meningkatkan daya saing.

Ketua Umum Persatuan Perusahaan Grafika Indonesia (PPGI) Jimmy Juneanto mengatakan bahwa potensi nilai tambah dan devisa dari 5 juta ton kertas terbuang dengan mengekspor kertas gelondongan. Adanya lokalisasi industri grafika dinilai menjadi salah satu cara untuk meningkatkan daya saing melalui peningkatan efisiensi untuk mengolah bahan baku tersebut.

“Dari produksi kertas 12,5 juta ton, baru sekitar 7,5 juta ton yang diolah. Kita sebenarnya tinggal mengadaptasi sistem yang sudah diterapkan di negara tetangga seperti Singapura, Thailand bahkan Vietnam yang ekspor grafikanya tinggi padahal bahan baku mereka masih impor,” ujarnya pada Bisnis.com

Dia menjelaskan bahwa saat ini pihaknya baru membentuk tim untuk menyusun proposal pengajuan kawasan industri kepada stakeholder, seperti Kementerian Perindustrian, Kementerian Ekonomi, Badan Pertanahan Nasional serta pemerintah daerah yang disasar menjadi kawasan industri tersebut.

Menurutnya, usulan tersebut akan rampung pada kuartal pertama tahun depan. Sedangkan kerangka untuk pembangunan kawasan tersebut diperkirakan sudah rampung pada 2018. “Ini memang untuk jangka panjang. Karena relokasi ini perlu waktu. Thailand sendiri perlu 10 tahun. Tapi sekarang sudah sukses dan malah memperluas,” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Shahnaz Yusuf
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper