Bisnis.com, KARAWANG - Bau paparan gas dari pabrik kimia PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills-2 tak lagi menyengat penciuman pada Selasa (23/1/2024). Dua hari sebelumnya, kebocoran gas klorin dari pabrik caustic soda di Karawang itu menyebabkan ratusan orang keracunan massal hingga menghambat aktivitas ekonomi warga sekitar.
Seorang penjaga warung yang berada tak jauh dari lokasi pabrik mengaku tak lagi khawatir. Sejak pagi ini, dia memulai kembali aktivitas berjualan, menarik pelanggan yang mayoritas adalah pekerja Pindo Deli.
“Saya baru buka lagi kemarin, akhir pekan tutup karena memang sepi dan ada kejadian itu [bocor gas] waktu Sabtu [21 Januari 2024] itu sehabis Magrib ya," kata wanita berjilbab yang enggan disebutkan namanya kepada Bisnis.
Sewaktu kejadian, wanita itu beruntung tak berada di lokasi. Dia tak menyangka ada ratusan orang dari Desa Kutamekar, Kec. Ciampel, Karawang, Jawa Barat yang ternyata jadi korban kebocoran gas.
Pemukiman Desa Kutamekar berada di sepanjang Sungai Cibeet yang bersampingan dengan pabrik Pindo Deli. Laporan Polisi mencatat sebanyak 133 orang jadi korban dan harus dirawat intensif.
Pascaperistiwa itu, aktivitas pekerjaan pabrik kembali normal sejak Senin (22/1/2024). Hal itupun tampak dari, hilir mudik motor bergantian masuk dan keluar pabrik. Para pekerja itu menutup rapat hidung dengan masker.
Baca Juga
Pengemudi ojek online, Warsito (65 tahun) mulai berani mengambil order bermodal masker yang dikenakan rapat-rapat. Sebelumnya, beberapa hari setelah kejadian, dirinya enggan melayani penumpang menuju pabrik 8 & 9 Pindo Deli di Kawasan Industri Surya Cipta.
"Saya gak berani sebetulnya, ngeri banyak yang sesak sampai masuk RS. Tapi gimana, namanya butuh uang. Makanya berani deh beli dulu masker tadi, biasanya gak pake," kata Warsito sambil membenarkan masker hitamnya.
Menurut Warsito, pada Sabtu malam kemarin, kejadian kebocoran gas seperti horor. Banyak ambulans meraung-raung, berlalu lalang mengangkut para warga yang menjadi korban.
"Sudah sering mereka begitu [bocor gas], ini paling parah sampe ratusan korban," ujarnya.
Senada, pedagang kelapa muda di kawasan pabrik, Asih (54 tahun) mengatakan paparan gas menyengat dari pabrik kertas Pindo Deli telah terjadi berulang kali. "Ini yang terparah sejauh ini, kan sudah lama begitu tapi ini banyak sekali. Dulu hanya puluhan, sekarang ratusan termasuk mertua dan adik saya. Banyak sekali ambulans kemarin di sini," ungkapnya.
PROTES WARGA
Di sisi lain, ratusan warga Kutamekar, Kec. Ciampel telah melontarkan keresahannya kepada manajemen Pindo Deli. Menurut Isan (53 tahun) warga melakukan protes pada Senin (22/1/2024) kemarin dan bertemu dengan salah satu pihak perusahaan. Namun tak membuahkan hasil meski protes warga menyasar kejadian yang berulang.
"Kemarin kami sudah minta ini agar ditutup saja, karena sudah 5 kali ini kejadian. Waktu itu 2017, 2018, 2021, terus 2022, dan ini 2024 semakin banyak korban, tidak bisa dibiarkan," jelasnya.
Warga hanya mendapatkan permintaan maaf dan pertanggung jawaban untuk ke pembiayaan ke rumah sakit. Isan menyebut pihak Pindo Deli mengaku tidak dapat semudah itu menutup operasional lantaran pabrik ini menyangkut investasi.
Public Affair PT Pindo Deli Pulp and Paper Adil Teguh mengatakan pihaknya mengkonfirmasi adanya kejadian terpaparnya gas di sekitar lokasi pabrik tersebut. Pihaknya pun menyesalkan adanya kejadian yang merugikan berbagai pihak.
"Kami sangat menyesalkan kejadian ini dan segera melakukan tindakan yang diperlukan sehingga kondisi ini dapat tertangani dengan cepat," kata Adil.
Dia menjelaskan awal mula paparan gas terjadi yakni ketika operator melakukan pengisian Chlorine ke tabung untuk proses pengiriman ke customer pada pukul 18.45 - 19.00 WIB tanggal 20 Januari 2024.
Kemudian, pukul 19.00 WIB alarm terdeteksi di Chlorine Storage, alarm pada Hypo, alarm pada Chlorine Filling serta alarm pada evaporator dan secara otomatis water curtain terbuka diikuti dengan penyemprotan menggunakan mobil pemadam kebakaran dan selang hydrant.
"Pukul 19.02 WIB dilakukan penghentian pada System Hypo karena ada Release Chlorine pada corong Absorber Hypo dan diikuti dengan penutupan Valve Venting di Chlorine Storage," paparnya.
Dengan demikian, pada pukul 19.30 WIB pihaknya memastikan sudah tidak terdeteksi oleh Chlorine Detector dan tidak tercium bau.
BELUM ADA HASIL
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) selaku pengawas industri kertas melalui Direktorat Jenderal Industri Agro belum memberikan keterangan lebih lanjut perihal langkah konkret dari pemerintah pusat.
Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika mengatakan pihaknya akan melakukan pendalaman terkait penyebab dari kejadian yang terjadi pada Sabtu (20/1/2024) lalu itu.
"Untuk sementara kami masih mendalami kasusnya. Sedang dalam proses [evaluasi lapangan]," kata Putu kepada Bisnis, Senin (22/1/2024).
Sementara itu, Dirjen Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 (PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Rosa Vivien Ratnawati telah menurunkan tim untuk persiapan mengecek langsung kondisi di lapangan.
"Tim KLHK hari ini sedang mempersiapkan turun ke lapangan besok dan mengumpulkan informasi terkait kedaruratan yang terjadi," ujar Vivien, dihubungi terpisah.
Kendati demikian, hingga berita ini ditayangkan, keduanya belum memberikan keterangan lebih lanjut perihal hasil pendalaman dan pengawasan yang telah dilakukan.