Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Luhut Pandjaitan: Pertumbuhan Ekonomi Hanya 4,73% Karena Asap

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim kebakaran hutan dan bencana asap di Sumatra dan Kalimantan turut andil menyebabkan ekonomi Indonesia hanya tumbuh 4,73% pada kuartal III/2015.
Menko Polhukam Luhut Pandjaitan/Antara
Menko Polhukam Luhut Pandjaitan/Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim kebakaran hutan dan bencana asap di Sumatra dan Kalimantan turut andil menyebabkan ekonomi Indonesia hanya tumbuh 4,73% pada kuartal III/2015.

“Staf saya menghitung pertumbuhan 4,73% kemarin itu terpengaruh ekonomi di dua pulau itu yang tidak berjalan,” katanya dalam acara International Experts Roundtable Discussion di Jakarta, hari ini, Jumat (13/11/2015).

Luhut mengatakan bencana asap 2015 di luar ekspektasi karena pemerintah salah memprediksi jika fenomena El Nino lebih panjang. Alhasil, musim penghujan telat datang sehingga kebakaran merambah 2 juta hektare hutan dan lahan.

Walau demikian, Mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan ini menilai pemerintah telah melakukan langkah maksimal untuk menangani bencana asap. Bahkan, dirinya ditunjuk Presiden Joko Widodo untuk mengkoordinasikan seluruh instansi untuk mengatasi masalah itu.

“Kita memang perlu kerja yang terintegrasi antar seluruh lembaga yang ada,” tuturnya.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengklaim pemerintah serius mencegah bencana asap terulang pada tahun depan. Presiden bahkan telah menginstruksikan tidak ada pemberian izin baru di lahan gambut.

“Tidak boleh lagi ada bukaan baru. Semua perizinan akan dikaji ulang,” kata politikus Partai Nasional Demokrat ini.

Duta Besar Norwegia untuk Indonesia Stig Traavik mengapresiasi sejumlah langkah yang telah dilakukan pemerintah. Namun, dia menilai Indonesia perlu memiliki kerangka kerja untuk mencegah terulangnya kembali bencana.

“Salah satu yang bisa digerakkan adalah lembaga swadaya masyarakat. Mereka sudah berpengalaman dalam jangka waku panjang,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper